Rabu, 02 Oktober 2019

Dua Ayat Yang Terlupakan Di Gelap Malam



وعن أَبي مسعودٍ البدْرِيِّ رضيَ اللَّه عنهُ عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «منْ قَرَأَ بالآيتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورةِ البقَرةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ » متفقٌ عليه
Dari Abu Mas'ud al-Badri radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi salam, sabdanya: "Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam -yaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat-, maka kedua ayat itu mencukupinya." (Muttafaq 'alaih) Dikatakan oleh para alim ulama bahwa arti kafataahu atau mencukupi orang tadi, maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan pada malam itu. Ada pula yang mengartikan mencukupi dari berdiri untuk shalat malam.

Dua Ayat Yang Mencukupi Kita

Makna (Kafataahu=mencukupinya) memiliki makna yang sangat luas, di antaranya ada yang megatakan

1.     Dua ayat yang mencukupi dari sholat malam.
2.     Dua ayat yang mencukupi dari membaca al-Qur’an secara menyeluruh dalam malam ini.
3.     Dua ayat yang akan melindungi kita dari keburukan.
4.     Dua ayat yang akan melindungi dari setan
5.     Dua ayat yang cukup untuk beraqidah yang benar.
6.     Dua ayat yang mencukupi untuk menutupi dosa-dosa pada siang hari.
7.     Dua ayat yang cukup untuk menjadikan kita sukses.
Dua Ayat Yang Menyamai Harta Karun


Diriwayatkan dari Annasai dan Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Bany, dari Hudzaifah Radhiallahu Anhu  berkata, Rasulullah Shallallahu ALaihi Wasallam Bersabda,

فضِّلْنَا عَلَى النَّاسِ بِثَلاَثٍ: جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا، وَجُعِلَ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا، وَجُعِلَتْ صُفُوفُنَا كَصُفُوفِ الْمَلاَئِكَةِ، وَأُوتِيتُ هَؤُلاَءِ الآيَاتِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ، لَمْ يُعْطَهُ أَحَدٌ قَبْلِي، وَلاَ يُعْطَى أَحَدٌ بَعْدِي

Kita diberikan kelebihan dari umat-umat yang lain dengan tiga hal, dijadikan bumi sebagai tempat untuk bersujud,  dijadikan tanahnya suci untuk kita,  dijadikan shof kita seperti shofnya para malaikat, dan saya diberi ayat-ayat dari akhir surah al-Baqarah termasuk harta simpanan berharga yang berada di bawah ‘arsy yang belum diberikan kepada seorang pun sebelumku dan tidak akan diberikan kepada seorang pun setelahku.

Hikmah Kajian Jumat Malam Sabtu
Fikih Doa
Oleh: Irsun Anwar Badrun
Lokasi Gubuk Qur’an





Jumat, 19 April 2019

Sebab Kemenangan



Terkadang musibah itu menghilangkan akal sehat. Pernah Rasulullah melewati  seorang wanita yang sedang terisak-isak dengan tangisan di sisi kubur. Maka Rasulullah mengatakan, “Takutlah kepada Allah dan bersabarlah.”

Wanita tadi pun menimpali, “Hengkang dariku, karena kamu belum ditimpa dengan musibahku!” wanita itu tidak mengetahui, kalau orang yang bersangkutan adalah Rasulullah.

Rasulullah pun berlalu dan membiarkan wanita tadi dengan kekecewaannya. Maka, tiba-tiba ada yang katakan kepadanya kalau orang tersebut adalah Rasulullah. Lalu wanita itu mendatangi Rasulullah dan berkata, “Aku tidak mengenalmu.”

“Sesungguhnya kesabaran itu, ketika pertama kali ditimpa.” Jawab Rasulullah.

Terlihat jelas, kalau tekadang musibah membuat kita banyak mengeluh dan tidak pandai mengontrol emosi kita dan lebih cenderung menghilangkan akal sehat kita.

Imam Nawawi Rahimahullah, memasukkan hadits di atas di dalam bab sabar. Di mana kita sudah seharusnya memegang erat-erat kesabaran, karena Allah katakan:

“Maka bersabarlah, karena sesungguhnya kesabaran itu indah. Mereka melihat Allah amatlah jauh, padahal kami (Allah) melihat mereka amatlah dekat.”

Terakhir saya tutup catatan singkat ini dengan syair Hani’ bin Mas’ud As-Syaebani, “Dan sesungguhnya kesabaran itu merupakan sebab-sebab kemenangan.”

Irsun Badrun
Manyaran 19 April 2019

Selasa, 19 Maret 2019

BOLEHKAH MEMELIHARA BURUNG?


Tanya:
Apakah boleh memelihara burung di dalam sangkar?

Jawab:

Boleh memelihara burng sebagai perhiasan di dalam sangkar, terkhusus untuk menikmat keelokan dan suaranya dengan syarat diberikan makan dan minum.

Disebutkan dalam Shahihaen - Bukhari (5778) dan Muslim (2150) -  bahwa ada saudara Anas bin Malik yang dipanggil Abu Umaer, bahwa ia memiliki burung yang diberi nama Annughoer, maka burung itupun mati  dan anak itupun bersedih atas kematiannya, maka Rasulullah mencandai  anak itu dengan perkataan, "Wahai Abu Umaer apa yang dilakukan Nughaer?"

Annughaer adalah burung kecil yang menyerupai burung kutilang ada juga yang mengatakan burung bulbul.

Dengan hadits ini, menjadi dasar atas bolehnya memelihara burung karena Rasulullah tidak mengingkari atas apa yang dilakukan Abu Umaer. Fathul Baari (10/548)

Diterjemahkan oleh Irsun Badrun
Manyaran 20 Maret 2019
Dari Islamqa

Sabtu, 12 Januari 2019

Orang Gila Nyoblos


Suatu saat Ali bin Abi Tholib melewati seorang wanita gila dari salah satu Suku yang telah berzina, dan Umar Radhiallahu Anhu telah memerintahkan untuk mencambuknya, maka Ali bin Abi Tholib langsung menimpali,

“Wahai Amirul Mukminin, apakah Engkau akan merajamnya?”

“Iya,” Jawab Umar.

“Tidakkah kamu ingat, bahwa Rasulullah pernah Bersabda: Pena diangkat dari tiga golongan..... (Ali menyebutkan di antaranya) orang gila.” Jelas Ali.

Umar pun menimpali, “Kamu benar wahai Ali.” Maka Umar pun membiarkannya. Hadits riwayat Ahmad dan dishahihkan Al-Bani.

Nah, kalau Umar pun sudah tidak mau menghukum orang gila dan Rasulullah pun sudah katakan bahwa orang gila sudah diangkat pena darinya dan bahkan pada hari kiamat, orang gila tidak akan dihisab kecuali ada beberapa catatan, maka apakah normal jika orang gila ikut coblos? Lah bagi dirinya saja dia tidak tau mana yang baik dan mana yang jelek lalu bagaimana bisa membedakan mana president yang bisa mensejahterakan Indonesia?

Selamat berpikir waras

Irsun Badrun
Manyaran 12 Januari 2019

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.