Kamis, 30 Maret 2017

Wudhu Dan Hubungan Seks


Bagi kamu muslim, maka resapilah, salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah adalah wudhu.

Ia wudhu. Merupakan sebuah amalan yang bisa mengangkat derajat dan menggugurkan dosa-dosa sampai pada tetesan terakhir air wudhu.

Kebiasaan orang-orang sholeh adalah menjaga wudhunya. Seperti Bilal bin Rabah, yang selalu berwudhu di setiap kali berhadats.

Wudhu juga adalah sebuah amalan yang menyertai sholat dua rakaat yang dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu.

Ah sudahlah, bukan itu fokus saya, tapi fokus saya adalah, ternyata wudhu itu bisa meronakan jiwa yang kusam, dan membakar habis kelesuan badan.

Tidakkah Rasulullah pernah berkata, bahwa pada hari kiamat orang-orang yang sering berwudhu akan dibangkitkan dalam keadaan gurron muhajjalin; orang yang terpancar cahaya di setiap anggota tubuh yang digunakan berwudhu?

Kamu tahu tentang cahaya? Ya, begitu dahsyat kecepatannya. Dan ternyata orang berwudhu, lebih cepat membangkitkan jiwa yang kusam dan semangat yang kendur.

Sehingga kita lihat, dengan wudhu ngantuk jadi hilang. Kepala jadi fresh dan hati kian tenang.

Salah satu sebabnya juga adalah, karena​ orang berwudhu bisa memutuskan belenggu-belenggu setan. Dan salah satu belenggu setan adalah tak bersemangat.

Lah, lantas apa kaitannya dengan hubungan seks?

Tentu sangat erat. Orang yang usai melakukan hubungan intim ia berada pada titik lemah dan butuh waktu untuk bisa bangkit lagi, khusus bagi laki-laki.

Maka, untuk membangkitkan semangat yang membara lagi, dan menghilangkan kekusaman jiwa adalah
Wudhu kemudian diikuti mandi jika tidak terlalu dingin.

Ya, itu adalah terapi free ala Irsun Badrun.

Selamat mencoba dan jangan lupa share sembari ucapkan selamat mencoba.

Akhukum Irsun Badrun
Wonogiri 30 Maret 2017

Rabu, 15 Maret 2017

Perempuan Tanpa Profesi

Perempuan Tanpa Profesi::::....

“Kamu sungguh makhluk ajaib.”

Gumamku dalam hati di saat malam semakin menampakkan kelamnya.

Kadang kumerasa takut dengan kerasnya hati ini, sehingga tidak bisa lagi merasakan pengorbananmu.

Kadang kumerasa bersalah karena selama ini kuhanya menuntut hakku dan tidak jeli melihat hakmu.

Padahal hakmu jauh lebih besar kepadaku, dan begitu besarnya hakmu kepadaku, aku mungkin tidak sanggup untuk memberikan hak itu semua untukmu.

Dan kuyakin, semua suami tidaklah sanggup memberikan hak itu kepada istrinya.

Kutahu kamu bukanlah seorang yang kuliah pada jurusan tata boga, namun kelihaianmu sungguh lebih dari seorang tata boga restoran berbintang.

Setiap hari, seakan engkau memahami setiap maksud dari detak hati ini, sehingga saat itu juga suguhan makanan dan minuman kamu jamu suamimu tanpa bosan dan keluh kesah. Dan yang ada hanyalah sebuah senyuman mengembang tuk suamimu ini, namun karena rasa egoku yang tinggi, kadang aku tidak pernah merasakan keliahaian serta rasa letih yang menyilimuti dirimu. 

Dan tahukah kamu? Kalau saja kamu memasang harga untuk menilai semua pekerjaanmu itu, maka berapakah yang harus aku bayar untukmu? Tiga juta? Empat juta? Lima juta? Atau malah puluhan juta?

Aku tidak terlalu tahu gaji seorang tata boga di sebuah restoran, namun aku yakin tidak di bawah satu juta, dan mereka mempunya waktu istrahat untuk bekerja. Sedangkan kamu, setiap hari, setiap jam dan bahkan setiap detik, kamu luangkan waktu untuk suamimu yang hanya bekerja separuh atau sehari saja, tapi malah suamimu lebih banyak menuntut hak dari pada kamu.

Wahai istriku, kutak tahu apakah kamu pernah kursus untuk menjadi Cleaner Service atau tidak, yang jelas kumelihat jiwa bersih bersatu dengan dirimu.

Kamu selalu peka dengan kebersihan rumah dari pada diriku. Halaman-halaman rumah yang jarang kubersihkan samasa bujangku, kini halaman rumahku menjadi bersih menyejukkan hati. Padahal kutahu, kutak mampu membayar seeorang tukang taman untuk merawatnya, tapi cukup dengan tangan mungilmu, semua itu bisa menjadi tertata rapi yang tidak kalah dari seorang tukan taman.

Kujuga sadari, bahwa di rumah, aku tidak menyewa seorang pembantu untuk membantumu, namun walau begitu, setiap sudut dan pojok rumah dan bahkan WC, selalu menampakkan rona kesejukkan hati karena bersih yang selalu terjaga.

Kutidak tahu berapa sudah yang harus kukeluarkan uang jika kamu seorang tukang taman pembantu di rumahku.

Empat juta? Delapan juta? Atau mungkin puluhan juta juga?

Namun walau aku tidak memberikanmu upah, kamu selalu mengerjakannya dengan penuh ketelatenan dan keiklasan.

Hanya saja rasa ego dalam diri ini kadang membuat hati ini buta akan seluruh kerja kerasmu dalam membersihkan rumahku.

Wahai istriku, kutidak tahu berapa gaji Baby Sitter setiap jamnya. Namun kalau setiap jam diberikan gaji lima puluh ribu, maka berapa ratuskah aku bayar kamu untuk satu hari?

Mungkin bukan ratus, tapi satu juta dua ratus ribu untuk dua puluh empat jam, maka satu bulan kuharus membayarmu tiga puluh enam juta rupiah.

Pertanyaanya. Sanggupkah aku? Hati kecilku kadang berdesis akan kepahlawananmu untuk anakku. Tidurmu tidak pernah pulas karenanya, mandi kadang tidak teratur karenanya, pakaianmu juga kadang tidak terurus karenanya, dan semua itu kamu berikan bukan mengharap dari tiga puluh enam juta, tapi kamu berikan  untuk bisa melihat sepotong hatiku bisa tumbuh berkembang dengan sempurna, sedangkan aku tidak pernah menilai itu dan malah menganggap remeh pekerjaanmu.

Istriku, kupernah menyaksikan sinetron dan kupernah membaca berita dan malah kumenyaksikan sendiri, berapa gaji perawat, berapa gaji dokter, apalagi dokter specialis. Semua mereka dibayar mahal, namun tahukah wahai istriku?

Tidak semua waktu mereka diberikan untuk pasien, tidak semua pisikis mereka diberikan kepada pasien, tidak semua hati mereka diberkian kepada pasien.

Namun kamu, hanya bernamakan seorang istri, seluruh waktumu, hatimu, jiwamu dan seluruh ragamu, kamu korbankan untuk anak dan suamimu bila mereka sedang sakit.

Dan lagi-lagi aku bingung, kalau saja kamu itu untuk dibayar, maka dari mana aku mendapatkan rupiah untuk membalas jasa-jasamu?

Oh memang hati ini benar-benar buta dengan usaha dan pengorbananmu, sampai tidak pernah merasakannya. Ya Allah, istriku dan istri-istri para suami yang lain.

Kadang aku tidak sadari, bahwa di tengah-tengaku ada seorang advokat yang cerdik dan handal, dan orang itu adalah kamu wahai istriku. Aku dulu sering menyaksikan kehidupan ayah dan ibuku, ketika ayahku terjebak dalam sebuah masalah di kampung, maka orang yang paling tangkas untuk menyelesaikan masalah itu adalah ibuku.
Ibuku berdiri bak seorang advokat yang handal dan dengan izin Allah beliau bisa mengeluarkan ayahku dari keterjebakan masalah.

Kutidak tahu, jika kamu seorang advokat yang sengaja aku sewa, maka berapakah yang harus kubayar di setiap satu masalah? Satu juta? Dua juta? Atau berapa?

Oh mamang keberanianmu kadang mengalahkan keberanianku, itu karena kamu ingin melihat suami bisa cepat tersenyum.

Istriku, nurani ini tidak bisa pungkiri akan kejeniusanmu dalam memberi arahan. Kamu bak konsultan hebat yang baru kutemui di dunia ini setelah orang tua.

Ingatkah kamu dengan musyawarah aku dan kamu akan ekonomi keluarga? Di saat aku yang mengambil keputusan, maka tidak sedikit kutemui kekurangan dan kerugian, namun di saat kamu yang memberikan sebuah arahan dan keputusan, maka tidak jarang kudapati keuntungan, baik yang bersifat materi atau moril.

Aku pun kembali teringat dengan kehidupan Rasulullah dengan Khadijah, di mana tidak sedikit Rasulullah berbuat atas dasar keputusan Khadijah, maka terbantahlah sebuah hadits yang tidak jelas kesahihannya yang artinya, “Musyawarahlah dengan istri-istrimu, tetapi jangan ikuti pendapat mereka.”

Oh sungguh hadits yang bertentangan dengan prilaku Rasulullah. Begitu juga dengan hadits yang artinya, “Menaati wanita akan mendatangkan penyesalan.”

Setelah semua profesi seakan kamu sandang, maka ternyata kamu juga seorang guru yang sebenarnya. Bahkan kamu lebih dari seorang guru, kalau saja suami bisa memberikan gelar professor, maka kamulah orang pertama yang akan kuberikan gelar professor  untuk dikenal di mata dunia. Bahkan kamu lebih dari seorang professor.

Kamu lahirkan anakmu penuh dengan susah payah, setelah itu kamu didik dia dengan penuh kasih sayang, tanpa kenal bosan dan letih, kamu kerahkan seluruh tenagamu, untuk melihat buah hatiku tumbuh dengan kecerdasannya dan budi pekertinya.

Aku tidak tahu, kalau semua itu dibebankan kepadaku untuk membayarmu, maka berapalah uang yang harus kukeluarkan untukmu. Tapi sekali lagi, kamu benar-benar tidak mengharapkan itu, yang kamu harapkan hanyalah senyuman dan kebahagiaan anak dan suamimu.

Kini aku termenung serta bingung melanda diri. Malu pun ikut mewarnai gejolak bantin ini. kalau saja semua profesi di atas dijumlahkan menjadi satu, mulai dari seorang tata boga, Baby Sitter, Cleaner Service, Dokter, Profesor, Advokat an Konsultan, maka berapa sudah yang harus kubayar untuk setiap bulan? Seratus juta? Dua ratus juta? Lima ratus juta? Atau malah miliaran rupiah?

Lalu kurang apa lagi dirimu sehingga kadang aku masih berkata, “Kenapa rumah kotor. Kenapa anak belum mandi. Kenapa makanan belum siap. Di mana sarapan pagi. Di mana secangkir teh.” Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya lagi?

Oh sungguh diri ini kurang menyadari itu semua sehingga kadang membiarkanmu menyelesaikan pekerjaan itu semua tanpa turun tangan ikut membantu. Dan bahkan lebih miris lagi, aku sering berkata, “Itu hanya tugas seorang istri.” Subhanallah, Subhanallah. Di manakah sikap bijakku sebagai seorang suami?

Istriku, mungkin seluruh untaian kata-kataku tidak akan bisa mewakili sepotong hati yang kamu berikan kepadaku, walau seindah apapun kata-kataku, semua itu tidak akan bisa menggambarkan besarnya jiwamu kepadaku.

Maka biarkanlah aku menghiburmu dengan kata-kata yang sederhana yang kutulis juga dalam bukuku ‘Lentera Kehidupan’ yang dengan kata-kata ini, semoga bisa menjadi sebuah mesin dorongan diriku untuk tetap selalu memberikan yang terbaik buatmu.

“Wahai sayang, Jika kamu tidak bahagia dengan keadaanmu saat ini, maka reengutlah sukma ini, sebagai tebusan kebahagiaanmu nanti.

Wahai sayang, selalu ada dalam hati kecilku, tuk bisa menjadi malaikatmu yang bisa menciptakan senyum di bibir manismu.

Wahai sayang, semua pintamu kan terijabahi olehku demi menghabus rasa sendu yang selalu menghampirimu.

Wahai sayang, bentakan suaraku tak akan tertuju dan melambung tinggi di hadapamu, karena kutahu kamu adalah ratu dan bidadariku dan aku adalah pengawalmu.

Akhukum

Irsun Badrun

Kamis, 09 Maret 2017

Kisah Secangkir Kopi

Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Setelah mereka semua menggapai kesuksesan, kedudukan yang tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.

Setelah saling menyapa dan berbasa-basi, masing-masing mereka mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress.

Sejenak sang dosen masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir.

Ada cangkir-cangkir keramik tiongkok yang mewah. Cangkir-cangkir kristal. Cangkir-cangkir melamin. Dan cangkir-cangkir plastik. 

Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh.. Namun ada juga cangkir plastik yang biasanya berada di rumah orang-orang yang amat miskin.

*Sang dosen berkata,* _“Silahkan.. masing-masing menuangkan kopinya sendiri”._

Setelah setiap mahasiswa memegang cangkirnya, sang dosen berkata,

*“Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih? Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa?*

_Manusiawi sebenarnya, saat masing-masing dari kalian berusaha mendapatkan yang paling istimewa. Namun seringkali itulah yang membuat kalian menjadi gelisah dan stress_.

*Sejatinya yang kalian butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya.* Akan tetapi *kalian tergiur* dengan cangkir-cangkir yang mewah.
_Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!_

*Andaikan kehidupan adalah kopi,* maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah *cangkir-cangkirnya*.

Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, *ya tetap itu-itu saja, tidak berubah.*

Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi. Karena itu ku nasehatkan pada kalian, *jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…”.*

Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia. Banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang ia miliki, setinggi apapun kesuksesannya. Sebab ia selalu membandingkannya dengan apa yang dimiliki orang lain.

Setelah menikah dengan seorang wanita cantik yang berakhlak mulia, ia selalu berfikir bahwa orang lain menikah dengan wanita yang lebih istimewa dari istrinya.

Sudah tinggal di rumah sendiri, namun selalu membayangkan bahwa orang lain rumahnya lebih mewah dari rumah sendiri.

Ia bukannya menikmati kehidupannya beserta istri dan anak-anaknya. Tapi justru selalu memikirkan apa yang dimiliki orang lain, seraya berkata, “Aku belum punya apa yang mereka punya”.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan,

” ﻣَﻦْ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻓِﻲ ﺳِﺮْﺑِﻪِ، ﻣُﻌَﺎﻓًﻰ ﻓِﻲ ﺟَﺴَﺪِﻩِ، ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻗُﻮﺕُ ﻳَﻮْﻣِﻪِ؛ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﺣِﻴﺰَﺕْ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ”

_“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu; seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya”._
(HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani)

Seorang bijak berpetuah, “Alangkah anehnya kebanyakan manusia! Mereka korbankan kesehatan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Setelah terkumpul, gantian mereka gunakan harta tersebut untuk mengembalikan kesehatannya yang telah hilang!

Mereka selalu gelisah memikirkan masa depan, namun melupakan hari ini. Akibatnya, mereka tidak menikmati hari ini dan tidak pula hidup di masa datang.

Mereka senantiasa melihat apa yang dimiliki orang lain, namun tidak pernah melihat apa yang dimilikinya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa meraih apa yang dimiliki orang lain dan tidak pula bisa menikmati milik sendiri.

*Mereka diciptakan untuk satu tujuan, yakni beribadah*.
_Dunia diciptakan untuk mereka gunakan sebagai sarana beribadah_.

*Namun justru sarana tersebut malah melalaikan mereka dari tujuan utama”*.

🍄 *semangat pagi..selamat menikmati secangkir kopi* 🍄

*_Terima kasih_*

Oleh : _Ustadz Abdullah Zaen

Tenang Saja

Tenang saja, semakin kencang simpulan tali, maka akan semakin renggang.

Sekencang apapun cobaan hidup, maka ada kerenggangan di depannya.

Bukankah sesuatu yang lebih dekat dengan airmata adalah senyum?

Bukankah sesuatu yang lebih dekat dengan kesedihan adalah kebahagiaan?

Ingat, pedang yang kuat adalah pedang yang ditempa dengan yang berat, dibakar dengan yang panas.

Ingat, pohon yang subur adalah pohon yang dipupuk dengan kotoran.

Bukankah kita semua sepakat dengan firman Allah bahwa setelah kesukaran ada kemudahan?

Bukankah kita semua sepakat dengan hukum alam, bahwa setelah hujan dan badai maka akan terbit pelangi?

Berhenti tangisi dunia, karena seorang raja pun merinaikan air mata.

Berhentilah meretapi dunia, karena dunia taklah lebih berharga dari sekepak sayap nyamuk.

Tidakkah kita melihat, bahwa pendahulu kita pun sudah pernah menangis?

Tidakkah kita melihat, bahwa akhir dari segala sesuatu adalah kematian?

Maka ucapkanlah Alhamdulillah untuk setiap keadaan.

Irsun Badrun
Sragen 09 Maret 2017 di penghujung malam.

Selasa, 07 Maret 2017

Hukum Sholat Dengan Alas Kaki

Agar tidak salah paham: termasuk sunnah yaitu shalat dengan alas kaki, baik sepatu atau sandal

# Sunnah shalat menggunakan sandal

Terdapat beberapa hadits mengenai shalat menggunakn sandal.

Sahabat Abdullah bin Amr bin Ashradhiallahu ‘anhu berkata,

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَافِيًا وَمُنْتَعِلًا

Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang shalat dengan tidak beralas kaki dan terkadang shalat dengan memakai sandal.”[2]

Anas bin Malik pernah ditanya,

أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي نَعْلَيْهِ؟

“Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan menggunakan sandal?”

Beliau menjawab: “Iya.”[3]

Dan dalil sunnahnya adalah hadits perintah agar shalat menggunakan sandal agar berbeda dengan ibadahnya orang yahudi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَالِفُوا الْيَهُودَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ، وَلَا خِفَافِهِمْ

“Berbedalah kalian dengan orang Yahudi. Sesungguhnya mereka tidak shalat dengan menggunakan sandal maupun sepatu.”[4]

Memang ada perselisihan ulama mengenai hukum shalat dengan sandal, pendapat terkuat hukumnya adalah sunnah/mustahab

Syaikh Muhammad bis Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahmenjelaskan,

وقد اختلف العلماء رحمهم الله تعالى سلفاً وخلفاً هل الصلاة فيهما من باب المشروعات فيكون مستحباً ، أو من باب الرخص فيكون مباحاً ، والظاهر أن ذلك من باب المشروعات فيكون مستحباً

“Para ulama baik yang dahulu dan sekarang rahimahumullah Ta’ala berselisih pendapat mengenai hukum shalat dengan menggunakan sandal, apakah shalat dengan memakai keduanya termasuk dalam bab disyariatkan sehingga hukumnya mustahab/sunnah atau termasuk dalam bab rukhshah/keringanan sehingga hukumnya mubah. Pendapat yang kuat bahwa, hal ini termasuk bab yang disyariatkan sehingga hukumnya adalah mustahab/sunnah.”[5]

Sunnah memakai sandal jika memungkinkan diterapkan

Di zaman sekarang masjid sudah memakai keramik dan permadai atau alas, sehingga jika menggunakan sandal maka bisa saja kotor atau bisa jadi sandalnya kotor dan ada najisnya. Atau jika memakai sandal khusus yang bersih dan tidak dipakai di luar, akan tetapi masyarakat belum kenal atau masih asing dengan sunnah ini. Maka sebaiknya jangan diterapkan, ini lebih bijaksana dan penuh hikmah.

Syaikh Abdul Aziz bin bazrahimahullah menjelaskan,

وإذا كان المسجد مفروشا فإن الأولى خلعها ؛ حذراً من توسيخ الفرش ، وتنفير المسلمين من السجود عليها

“Jika masjid memakai alas karpet maka yang lebih baik adalahmelepas (tidak memakai) sandal, agar tidak mengotori alas karpet dan membuat kaum muslimin enggan untuk sujud di karpet.”[6]

Demikian semoga bermanfaat

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

[1] HR Ibnu Majahno. 209, lihat juga “Shahih sunan Ibnu Majah” no. 173

[2] HR. Abu daud 653, Ibnu Majah 1038, dan dinilai Hasan Shahih oleh al-Albani

[3] HR. Bukhari 386

[4]HR. Abu Daud 652 dan dishahihkan al-Albani

[5] Majmu’ Fatawa wa Rasail 12/388, syamilah

[6] Fatawa Ibnu Baz,Fatwa Islam, no. 69793

Add Pاn BB muslimafiyah.com 5FA776FE
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah

Minggu, 05 Maret 2017

Ibarat Daun

Ibarat daun, jatuh tak harus kering dan gugur tak harus diterpa angin.

Seperti itulah kita hidup di dunia ini. Pelan tapi pasti, kita sedang menunggu kapan kita terjatuh dan gugur; mati.

Daun tak pernah berharap bisa jatuh. Dan tangkai pun tak pernah meminta daun untuk pergi.

Tapi kuasa Ilahi adalah titah yang tak bisa kita lawan.

Namun ketahuilah, setelah kamu pergi jangan pernah kamu menjadi daun yang tak pernah lagi disebut oleh pohon, dahan, tangkai juga ranting, maka berusahalah untuk kesudahanmu yang lebih indah.

Irsun Badrun
Bogor Manyaran Wonogiri 2017

Sabtu, 04 Maret 2017

Asyiknya Bercumbu Dengannya

Asyiknya Bercumbu Dengannya

Sepertinya sudah terlalu lama, kamu tidak bercumbu dengannya.

Bagaimana kamu mau bercumbu dengannya, melihatnya saja, setan sudah membuatmu takut.

Padahal, jika kamu ditanya "Berimankah kamu dengannya?"

Tanpa ragu kamu akan menjawab, "Ia, aku beriman."

Tapi di saat kamu ditanya, "Benarkah ia bisa mengobati hatimu yang lebam?"

Kamu kemudian mulai ragu untuk menjawab.

Mau menjawab "ia" sedangkan baca saja tak pernah.

Mau jawab "tidak" kamu pun ketakutan; takut menjadi kufur, karena ingkar dengan satu perkataan sama saja dengan ingkar seluruhnya.

Sehingga mungkin solusi yang paling tepat bagimu sekarang adalah memulai menyentuhnya dan merabanya, karena jika melihat kepadanya saja ibadah dan lebih baik dari dunia dan seisinya, lalu bagaimana dengan menyentuhnya?

Setelah menyentuhnya, cobalah gerakkan bibirmu yang mulai kaku mengejakan huruf-hurufnya.

Carilah orang yang bisa membimbing hatimu untuk temukan obat hatimu yang kian lebam di dalam al-Qur’an.

Irsun Badrun
Wonogiri 05 Maret 2017

Wawancara eksklusif dengan Dr. Zakir Naik di Jakarta

Siapa yang tak kenal dengan Dr. Zakir Naik, juru da’wah Islam (Da’i) internasional dan pakar kristologi yang selama ini berdakwah dengan cara yang damai. Ceramah beliau yang memukau tentang ketauhidan, tersebar di media sosial dan disaksikan jutaan orang di seluruh dunia.

Setiap pesan dakwah yang disampaikan, tentang kebenaran Al Qur’an, telah membuka mata dan hati umat beragama di dunia menjadi tertarik dengan Islam, sehingga tak sedikit yang mengucapkan syahadat dan memilih untuk menjadi seorang muslim yang taat.

Dai asal Mumbai, India itu kini distigmakan sebagai “Orang yang berbahaya di dunia”, dicap sebagai tokoh Islam radikal, ekstrimis, bahkan teroris. Sejak kedatanganya ke Indonesia, Rabu (1/3/2017) lalu, banyak pihak yang tidak suka dengan kehadirannnya.

Meski demikian, sejumlah ulama Indonesia menyambut baik kedatangan Dr. Zakir Naik, diantaranya: KH. Abdullah Gymnastiar alias A’a Gym, Ustadz Arifin Ilham, Ustadz Syafii Antonio, Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Fadzlan Garamatan dan para ulama lainnya.

Dalam kunjungannya ke Indonesia selama sepekan, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Muslim (Forjim) mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan beliau di sebuah hotel berbintang di Jakarta, Jum’at (3/2) sore.

Berikut wawacara singkat jurnalis yang tergabung di Forjim dengan Dr. Zakir Naik:

Bagaimana pandangan anda tentang Muslim Indonesia?

Ini adalah kunjungan kedua saya ke Indonesia. Sayang senang bisa berada disini, terlebih Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia.

Bagaimana pandangan anda soal Islamophobia yang terjadi di seluruh dunia. Bukan hanya di Barat, tapi juga di negeri muslim sendiri. Metode dakwah seperti apa untuk menghadapi kelompok Islamophobia?

Sekarang ini senjata terhebat di dunia adalah media. Melalui media, putih bisa jadi hitam atau sebaliknya. Saat ini, banyak proaganda negatif terhadap Islam di sejumlah media, baik online, televisi, koran, maupun majalah. Harus ada langkah untuk memperbaiki image yang salah tentang Islam.

Karena itu, kita harus gunakan cara dan media yang sama untuk meluruskan persepsi yang salah tentang Islam.

Sayangnya, kita sebagai muslim masih terbelakang dalam penguasaan di bidang media. Sudah saatnya, kita gunakan media yang terbaik dan paling modern untuk menyikapi kesalahanpahaman pihak tertentu tentang Islam.

Saat ini, Indonesia selalu menjadi sasaran Kristenisasi, bagaimana pandangan anda mengenai hal ini?

Allah menjelaskan dalam Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 82, bahwa golongan yang paling dekat dengan Islam adalah Kristen. Begitu juga dijelaskan dalam QS. Al Imran ayat 64, Allah menjelaskan, “Wahai ahli kitab, kita bicara satu persamaan tentang kalimat yang satu, yakni tidak menyembah tuhan lain selain Allah.

Karena itu, kita sebagai muslim harus melakukan dakwah dan pendekatan dengan mencari persamaan antara Islam dengan Kristen, Qur’an dengan Bible, bukan perbedaannya.

Anda dicap sebagai tokoh Islam radikal, bahkan kepala anda dihargai dengan 5 juta rupee atau 1 miliar? Tanggapan anda?

Sebagaimana kita ketahui, Pemerintah India sekarang ini sangat anti terhadap Islam dan merupakan ekstrimis Hindu. Selama ini saya sudah 25 tahun berdakwah, menyampaikan kebenaran Islam di seluruh India dengan cara yang damai. Dan itu tidak masalah. Tapi, pemerintah India yang sekarang tidak senang apa yang saya lakukan. Apalagi, sudah puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang Hindu India yang masuk Islam.

Menyebut saya radikal, ekstrimis, teroris, adalah alasan yang diada-adakan pemerintah India saja.

Memang benar, ada seorang pendeta perempuan Hindu yang memberikan sayembara berhadiah untuk bisa membunuh saya. Bagi yang bisa membunuh saya, dihargai 5 juta rupee atau senilai Rp. 1 miliar.

Cara kekerasan itu dilakukan, karena mereka tak pernah menang dalam berdebat. Mereka pasti kalah ketika berhdapan dengan dalil Al Qur’an, sehingga yang bisa mereka lakukan adalah dengan cara kekerasan.

Sejak anda datang ke Indonesia, ada pihak-pihak yang tidak suka dengan kehadiran anda disini. Bahkan anda yang bilang, anda seharusnya tidak lolos masuk ke Indonesia dengan tuduhan anda sebagai tokoh radikal. Tanggapan anda?

Allah menjelaskan dalam Al Qur’an surat al Hujurat ayat 6. Jika menerika informasi, sebaiknya dilakukan tabayun terlebih dahulu. Sebab, kalau tidak, akan merugikan seseorang.

Seperti kita ketahui, musuh-musuh Islam selalu menggunakan cara untuk mencegah saya datang ke suatu negara dengan tuduhan membawa paham radikalisme dan terorisme.

Kalau saya dibiarkan masuk ke indonia, ada pihak yang tidak suka, jika puluhan ribu, ratusan ribu bahkan jutaan orang akan tertarik pada Islam. Pesan damai yang saya sampaikan dihadapi dengan membangun citra negatif tentang saya.

Hingga saat ini, saya sudah memberi ceramah lebih dari 2000 kali. Saya jutsru akan menantang jika ada ceramah yang mempromosikan radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme. Yang selama ini terjadi adalah orang-orang yang suka memotong-motong ceramah saya, seperti halnya memotong ayat Al Quran. Sebagai contoh, jangan dirikan shalat saat mabuk. Tapi dipotong, kalimatnya menjadi jangan dirikan shalat. Belum ada dalam sejarah, propaganda negatif kepada Islam dengan menggunakan media begitu gencarnya.

Dua tahun lalu (2 Maret 2015), saya menerima penghargaan tertinggi dari Pemerintah Saudi “King Faisal Award”, semacam Nobel Prize dalam dunia Islam untuk pelayanan kepada Islam. Apakah mungkin, Kerajaan Saudi Arabia yang memiliki intelijen negara memberi penghragaan tertinggi kepada seorang teroris?

Saya juga menerima penghargaan tertinggi kedua dari Penguasa Dubai dari keluarga al Makhtoum. Apakah mungkin Penguasa Dubai yang juga memiliki intelijen negara, memberi penghargaan tertinggi kepada seorang teroris. Itu pun tidak mungkin. Itu semua itu hanya propaganda negatif saja.

Tiga tahun yang lalu, saya juga menerima penghargaan tertinggi dari Kerajaan Malaysia, apakah intelijen negara tidak tahu kalau ada seorang teroris diberi penghargaan. Itu mustahil.

Saya banyak menerima undangan dari Kepala Negara Islam di seluruh dunia, apakag mungkin mereka mau mengundang dan bertemu dengan seorang teroris?

Baru kali ada seorang penerima penghargaan sebagai orang yang tertuduh. Orang itu hanya Zakir Naik.

Apa pesan anda untuk melindungi akidah umat Islam, khususnya di Indonesia?

Pesan yang paling penting untuk saya sampaikan kepada muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah baca dan pelajari Al Qur’an dengan baik, dan pahami dengan benar.

Meski Al Qur’an berbahasa Arab yang tidak kita pahami, hendaklah membaca terjemahan dan tafsirnya agar dipahami maknanya. Selain Al Qur’an, juga bacalah dan kitab-kitab hadits shahih.

Saya berpesan kepada saudara saya sesama muslim diseluruh dunia, agar tidak terpancing, terpecah untuk hal-hal yang kecil. Umat Islam harus bersatu dalam urusan yang besar. Dalam QS. Imran ayat 103, Allah mengingatkan kita umat Islam agar bersatu dan jangan berpecah belah. Inilah pesan yang sangat jelas dan penting.

(*/arrahmah.com)

Via : Ummu Fatma - SAHABAT BiAS T04 G-42

Dari FB Ibu Herawati Amin

Jumat, 03 Maret 2017

Bergegaslah Pada Ampunannya

Setinggi apapun dosamu, maka *ketahuilah kasih sayang dan ampunan-Nya, tak dapat dihitung tingginya.*

*Jika dosamu seluas bumi, maka ampunan Allah seluas bumi dan langit.*

*Jika dosamu sedalam samudra, maka ampunannya sedalam tujuh lapis bumi dan langit.*

Kembalilah, *kembalilah dan ketahuilah, satu kebaikan Allah lipat gandakan sepuluh kali lipat, maka bergegaslah pada kebaikan.*

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu

Surah Ali 'Imran (3:133)

Irsun Badrun ✍🏽

Listen to AQ #27 Bergegaslah Pada-Nya by Suara Hati Kita #np on #SoundCloud
https://soundcloud.com/suara-hati-kita/aq-27-bergegaslah-pada-nya

Kisah MenakJubkan Tentang Menyayangi

Seorang sahabat namanya Abu Thorif 'Adi bin Hatim Attho-iy, selalu memotong-motong roti dan diberikan ke semut sembari berkata,

_"Mereka adalah tetangga, dan bagi mereka haq."_

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ‏ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤُﻮﻥَ ﻳَﺮْﺣَﻤُﻬُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ، ﺍﺭْﺣَﻤُﻮﺍ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﻳَﺮْﺣَﻤْﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ.

Rasulullah bersabda, "Orang yang menyayangi, maka yang Maha Rahman menyayangi mereka.

Sayangilah siapa yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangi kalian. HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani.

Dalilul Faalihin: 1/213
Irsun Badrun

Mukjizat Nabi Yang Jarang Kita Ketahui

Berkata Assuyuti "Tidaklah seorang nabi diberikan sebuah mukjizat kecuali Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam juga diberikan mukjizat yang serupa."

Jika Musa Alaihissalam diberikan tongkat yang berubah menjadi ular yang merayap, *maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah  memberikan sebatang kayu yang berubah menjadi pedang.*

Kisahnya adalah pada perang Badar, di mana Ukasyah mendatangi Rasulullah dan berkata, _"Pedangku patah."_

Maka Rasulullah pun memberikannya sebuah ranting dari kayu sembari berucap, _"Pukullah dan berperanglah dengan ini."_

Maka Ukasyah pun mengambilnya dan berperang dengannya, maka kayu pun berubah menjadi pedang.

Pedang itupun masih tetap ada sampai setelah wafatnya Rasulullah.

📅Hikmah kajian Malam Sabtu
📖Kitab Syarah Arbain Annawawi
🚶Masjid Jami' Syababul Arbi'a
Ling. Bogor Pagutan Manyaran Wonogiri

Oleh: Irsun Badrun

*_Mari ngaji kitab_* Biar lebih menyeluruh pengetahuannya.

Kamis, 02 Maret 2017

Jangan Putus Asa

Jika gelombang kesedihan datang melanda, maka tetaplah yakin dengan Maha Pengasihnya Allah, karena

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ

_dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu._
Surah Al-A'raf (7:156)

Kata Allah,

Jangan pernah berputus asa dari Maha Rahmannya Allah, karena

وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

_Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat._
Surah Al-Hijr (15:56)

Tetap yakin dengan Maha Rahmannya Allah, seburuk apapun keadaanmu

Sebagaimana keyakinan seorang pelacur  dengan Maha Rahmannya Allah, walau seburuk apapun dirinya.

Ya, wanita tersebut dibalas dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, padahal hanya memberikan seteguk air kepada seekor anjing.

Berkata Ibnu Taimiyah

ﻓﻬﺬﺍ ﻟﻤﺎ ﺣﺼﻞ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻬﺎ ﻣﻦ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺮﺣمة

_Itu karena, terdapat dalam hati wanita tersebut niat yang baik dan rasa penyayang._

Ya, niat yang baik karena berharap kasih sayang dari Allah.

Maka, seburuk apapun keadaanmu, jangan pernah bosan berbaik sangka pada Allah bahwa Dia Maha Pengasih dan penyayang.

Yakin, rasa penyayang dan kasih-Nya, melebihi dari rasa sayang pada dirimu sendiri.

Hal itu sebagaimana tertuang dalam surah al-Qur'an yang diberi nama ARRAHMAAN

Irsun Badrun
Wonogiri 31 Januari 2017

Listen to AQ # Jangan Putus Asa by Suara Hati Kita #np on #SoundCloud
https://soundcloud.com/suara-hati-kita/aq-jangan-putus-asa

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.