Senin, 30 Maret 2020

Kaum Rebahan Saat Corona

Sudah di rumah aja.  Kasihan mereka yang berpenghasilan pas-pasan bahkan ada yang kurang,  menikmati yang mewah adalah mimpi indah bagi mereka.

Terkadang kita berteriak,  jangan ambil yang haram tapi keadaan memaksa mereka untuk mengambil. Ya,  untuk neraka saja mereka abaikan,  apalagi hanya corona dan bentuk  pekerjaan mereka yang halal dengan resiko besar mereka berani keluar rumah hanya karena sesuap nasi untuk perut. 

Di rumah aja. Tidak ada lagi penumpang untuk becak,  ojek,  dan sopir angkut yang lain.  Mata pencaharian untuk orang-orang lemah,  sekan terputus. 

Di rumah aja.  Mungkin ini akan membuat ekonomi lumpuh,  tapi saya selalu yakin ada orang-orang tertentu yang tidak terlalu berpengaruh ekonominya dengan kejadian ini. 

Tulisan ini saya berbicara dengan seorang muslim yang mampu, bahwa di dalam konsep Islam ada yang namanya "tolong menolong dalam kebaikan," dan ada juga sebuah hadits,  bahwa "Allah akan selalu menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong saudaranya."

Sudah di rumah saja.  Kalau saja konsep Islam di atas dapat kita realisasi,  maka tidak terlalu berpengaruh kesulitan ekonomi,  dan tidak ada yang menjerit kelaparan karena kejadian ini. 

Sudah di rumah saja.  Terkadang kita terlalu egois, sehingga kita rela menumpuk sebuah bahan yang juga menjadi hajat orang banyak dan bisa menjadi sebab keselamatan banyak orang. 

Sudah di rumah saja.  "Al-itsar" mendahulukan orang lain,  itu seakan hilang dari tubuh orang muslim,  yang ada sekarang adalah mendahulukan diri sendiri. 

Sudah di rumah saja. Lembaran sejarah belum kering, bagaimana kaun anshar mengorbankan segala hal untuk kaum muhajirin; mereka peduli,  mereka rela basah bersama-sama dan bukan hanya sebatas memberi payung. 

Sudah di rumah aja.  Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.”

Sudah di rumah saja. Kaum rebahan, kini saat membuktikan kalau kita peduli.

Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur'an 31 Maret 2020
#minassunnah
#suara_hati

Kamis, 26 Maret 2020

Hari Ini Hari Apa?

Hari ini hari apa?  Iya,  tidak ada lagi adzan pertama dan adzan kedua.  Mimbar tidak ada lagi yang menaikinya menyampaikan petuah-petuah agama. 

Ini adalah hal yang paling menyedihkan dan akan dicatat dalam lembaran sejarah,  kalau virus ini menyebabkan sholat jumat ditiadakan. 

Bagi sebagian orang,  ini mungkin hal yang biasa,  tapi bagi yang terus memburu keutamaan jumat,  berburu shof depan,  berburu berdoa di hari jumat,  maka ini adalah hal yang paling menyedihkan,  kenangan hari jumat itu seakan hilang, tidak ada lagi sahut-sahutan alunan adzan. 

Saya ketemu dengan seorang ibu,  Sa'diem namanya,  "Kak Irsun,  apa udah mau kiamat?" lirih tanya beliau. 

Aku juga takut dengan pertanyaan itu,  bekal yang masih sedikit dan dosa yang masih menjulang. 

Hari jumat adalah hari raya bagi orang miskin,  hari ini sepi. Hari jumat adalah sayyid bagi segala hari,  hari ini sepi.  Haru jumat adalah hari yang paling baik matahari terbit di dalamnya,  hari ini sepi.  Hari jumat yang nabi adam diciptakan,  hari ini sepi. Iya,  di hari jumat juga kiamat itu akan terjadi.  Allaaaaaaaaaaaah,  rahmat-Mu.  Allaaaah ampunan-Mu. 😢

Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur'an Jumat 27 Maret 2020
#minassunnah
#suara_hati

Cukup Sudah lelucon Corona

Jangan lagi ada candaan,  hentikan sudah.  Mana nurani kita?  Setiap hari korban bertambah,  sudah ribuan mata harus merinai.  Sudah jutaan orang ketakutan, dan mungkin sudah triliunan biaya keluar,  lalu kita masih bercanda dengan korona?  Buat lelucon gambar dan video?  


Lihat dampak musibah ini,  masjid-masjid ditutup, sekolah-sekolah diliburkan,  universitas juga demikian,  dan tempat yang selalu dipelajari Islam secara sempurna di dalamnya pun ditutup; pesantren. 

Dampak yang tidak hanya menimpa segelintir orang, kaum terpelajar pun habis mati dilibasnya,  bahkan petinggi negara pun menjadi korban olehnya. Lalu kita masih jadikan ini semua sebagai lelucon?

Hentikan sudah candaan itu,  dan kita tanggapi dengan serius, takut dan panik bukan,  tapi kewaspadaan adalah satu cara untuk bekerja sama,  dan bentuk waspada kita adalah,  jangan sampai wabah ini berlarut-larut sampai harus membuat kita semua ketakutan dan kemudian mati dengan ketakutan. 

Keras hati dengan kemaksiatan,  dan terus mengekor bisikan setan,  mungkin itu yang menjadikan kita bermain-main dengan pandemi ini. 

فَلَوۡلَآ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Tetapi mengapa mereka tidak memohon kepada Allah dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. -Surat Al-An'am, Ayat 43

Cukup sudah!

Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur'an
#minassunnah
#suara_hati



Rabu, 25 Maret 2020

Telur Rebus Penangkal Corona?

Telur rebus adalah hal yang paling bodoh di zaman yang bisa dibilang canggih dan informasi bisa digali.  Entahlah,  orang-orang yang mudah percaya itu apakah karena ilmu agama yang dangkal atau yang paling bodoh tentang sains; dua tipe manusia itu!

Dalam konsep agama,  "Bersama kesukaran pasti ada kemudahan." Saat ini kita sedang berada di masa-masa sukar,  semua tatanan masyarakat berubah,  cara hidup pun berubah,  yang kita harapkan adalah ada mentari penyudahan setelah ini dan kemudian di warnai dengan pelangi. 

Pasti ada kemudahan. Ya, bermunculan berbagai macam penemuan,  dan memacu manusia untuk berpikir lebih serius untuk keluar dari masa-masa sulit.

Islam tidak pernah bertentangan dengan sains dan juga akal,  kalau ada akal yang belum bisa terima konsep Islam,  maka akal itu sendiri yang harus ditanyakan,  karena akal juga memiliki batas untuk menjangkau sesuatu. 

Sebaliknya,  Islam sangat bertentangan dengan khurafat,  karena khurafat lahir dari dangkalnya pemahaman manusia terhadap sesuatu.

Islam dan sains. Usaha kita dengan menggunakan alat-alat modern agar terhindar dari virus, itu adalah wujud tawakal kita kepada Allah. Tapi yang harus kita sadari juga,  bahwa virus ini ada yang menciptakan, yaitu Allah Tabaraka Wata'ala; ini aqidah. 

Maka ada hal-hal dasar,  yang mesti diperhatikan oleh seorang muslim.

1. Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seseorang melainkan sudah tetap ketentuan Allah padanya. 

2. Menjaga kebersihan karena Islam dibangun atas dasar bersih.

3. Menjaga wudhu,  karena itu sarana dasar kebersihan seorang muslim dan orang yang selalu berwudhu,  akan dipanggil dalam keadaan bercahaya pada hari kiamat,  dan semoga selain menggugurkan dosa-dosa juga menggugurkan virus-virus. 

4. Selalu mentadabburi al-Qur'an,  karena al-Qur'an sebagai rahmat, dan semoga rahmat itu bisa menjauhkan kita dari segala penyakit. 

5. Berdoa,  ini adalah senjata orang beriman. 

6. Jangan abaikan petunjuk dokter dan para ahli yang tidak bertentangan dengan syariat karena itu wujud nyata tawakkal kita. 

Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur'an 26 Maret 2020
#minassunnah
#suara_hati






Selasa, 24 Maret 2020

Saling Curiga Corona

Saling curiga saja,  orang-orang yang tidak kita kenal,  orang-orang yang baru dari perantauan atau teman yang kita tidak tahu dengan siapa saja dia baru mengadakan pertemuan.


Ya, saat-saat ini kayaknya untuk saling curiga itu berpahala, karena dengan saling curiga kita saling menjaga dan langkah awal melakukan pencegahan. 

Kata pepatah Arab,  " Mencegah lebih baik daripada mengobati."

Ketika Syekg bin Baz ditanya, mana yang lebih utama berobat atau tidak?  Maka kata syekh lebih utama adalah berobat dan ini pendapat hampir mayoritas ulama. 

Jika berobat lebih utama, maka mencegah jauh lebih utama, maka mari saling curiga untuk saat ini saja agar kita saling menjaga. 

Masih tentang curiga, bahkan benda yang kita sentuh di tempat umum pun, kita harus curiga dengannya,  sehingga kita berhati-hati menyentuhnya,  tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum kita cuci tangan. 

Banyak-banyak saling curiga,  biar banyak-banyak juga kita waspada,  biar banyak-banyak kita cuci tangan,  biar banyak kita menjaga kebersihan,  dan biar banyak-banyak kita saling menjaga. 

Setelah kita saling menjaga, selebihnya kita serahkan kepada Allah,  karena tidak akan menimpa sesuatu pun melainkan dengan izin-Nya. 

Saya tutup dengan,  "Menakjubkan urusan orang beriman, jika diberikan kenikmatan dia bersyukur dan jika diberikan musibah dia bersabar."

Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur'an 24 Maret 2020
#minassunnah
#suara_hati

Sabtu, 14 Maret 2020

Orang Beriman Menyikapi Corona

Allah pelindung kita.  Dia yang memberi penyakit,  dan Dia yang menyembuhkan.

Di saat-saat hati hilang pijakan,  dan serasa tak ada lagi harapan,  maka bagi orang beriman masih ada Allah sebagai pijakan.

Di saat-saat alam gempar,  dan serasa seakan bahaya mengancam dari berbagai arah,  maka orang beriman tak kehilangan arah,  ada Allah  dengan bala tentara-Nya;  Malaikat yang Allah kirim di setiap pagi dan sore hari melindungi siapa yang belum tetap takdir kematian datang pada-Nya.

Dahulu kala,  Rasululloh dan para sahabat pernah dikepung dengan musuh nyata, sampai-sampai orang-orang katakan kepada mereka "Itu semua manusia telah mengepung kalian,  maka takutlah pada mereka."

Apa yang terjadi ketika para sahabat ditakutkan seperti itu?

ternyata ucapan itu menambah kuat iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” Al-Imran: 173

Simple cara orang beriman menyikapi Corona.

Ya Allah lindungilah kami.

Irsun Anwar Badrun
#gubuk_quran
#minassunnah
#suara_hati
#sragen
15 Maret 2020

Jumat, 13 Maret 2020

Membuat Aneka Makanan Membentuk Makhlukh

Apa hukum membuat aneka makanan yang menyerupai gambar bernyawa dan bagaimana hukum menjualnya? 


Tidak boleh membentuk aneka makanan atau selainnya berbentuk gambar bernyawa karena keumuman hadits yang menunjukkan akan keharaman menggambar makhlukh bernyawa sebagaimana sabda Rasululloh
 
( كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّم َ) رواه مسلم (2110

Setiap pelukis (makhluk bernyawa) di dalam neraka,  setiap gambarnya yang pernah digambarnya akan diberi nyawa, lalu ia akan disiksa dengannya di neraka jahannam. HR.  Muslim: 2110



Dari Abdulllah bin Mas'ud Radhiallahu Anhu berkata,  saya mendengar Nabi Shallallahu Alaehi Wasallam bersabda

( إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ ) رواه البخاري (5950) ومسلم (2109) .

 "Sesungguhnya manusia yang paling keras azabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para pelukis makhluk hidup. HR.  Bukhari: 5950 dan Muslim: 2109.


Berkata ulama dewan fatwa lajnah daa-imah,  titik keharaman melukis makhluk yaitu melukis makhlukh hidup,  baik memahat atau melukis di dinding atau kain atau kertas atau tekstil.  Baik itu dengan bulu, atau pulpen atau dengan dengan alat. Baik itu sesuatu sebagaimana adanya atau dibangun atas dasar khayalan kemudian menjadikan sesuatu tersebut kecil, atau besar,  atau mempercantik,  atau merubah menjadi jelek,  semua itu titik keharamannya adalah karena makhlukh bernyawa..... Fatawa Allajnah Addaimah: 1/696.


Dan para ulama telah menyimpulkan,  atas keharaman membuat aneka makanan menyerupai makhlukh hidup. 


Berkata Ad-Durdir dalam Assyarhul Al-Kabir,  2/337-338 "Diharamkan melukis hewan berakal atau tidak berakal secara sempurna 

Berkata al-Qalyuby dalam catatan kakinya,  tidak sah menjual gambar dan salib,  walaupun dari emas,  atau perak atau aneka makanan.  Hasyiah Qalyuby 2/198


Dari sini dapat kita simpulkan kalau tidak boleh membuat aneka makanan menyerupai makhlukh hidup dan tidak boleh menjualnya. 

Wallahu a'lam. 

Irsun Anwar Badrun 
#minassunnah 
#suara_hati
#gubukquran 
14 Maret 2020

Saat Seorang Wanita Menikah

Jika seorang wanita memasuki pernikahan,  maka suaminya bertanggung jawab atasnya dari bapaknya, dan ketaatan istri kepada suami lebih utama daripada ketaatan kepada bapaknya, maka tanggung jawab jatuh pada suaminya. 
Allah berfirman 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ {التحريم:6}.

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. -Surat At-Tahrim, Ayat 6


Berkata Syekh Ass'di dalam dalam tafsirnya,  "Suami adalah pemimpij bagi istri-istri untuk selalu membimbing mereka agar tetap menunaikan hak-hak Allah.  

 
Dalam Shahihaen,  dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhu berkata,  saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaehi Wasallam bersabda, 

والرجل راع في أهله ومسؤول عن رعيته.

 "Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas apa yang ia pimpin. 

Dari penjelasan di atas,  dapat kita ambil kesimpulan kalau seorang suami memiliki tanggung jawab penuh, adapun orang tua dalam hal ini ayah seorang wanita, hanya sebagai orang yang mengarahkan dan menasehati jika ada hal-hal yang keliru. 

Seorang ayah juga,  mempunya kewajiban membantu anaknya jika anaknya meminta tolong atau tanpa diminta sebagimana dalil-dalil umum.  Di antaranya,  ketika Fatimah pernah datang mengadu kepada Rasulullah dalam hal ini ayahnya,  maka ayahnya berusaha mengarahkan fatimah. 

Wallahu a'lam.
Irsun Badrun 
Penulis Minassunnah 
Gubuk Qur'an 13 Maret 2020

Rabu, 04 Maret 2020

Bermuamalah Dengan Penyakit

Masalah seorang muslim itu menakjubkan. Jika hal-hal yang baik menimpanya, dia akan bersyukur. Jika hal-hal yang buruk, maka dia bersabar. Semuanya baikkan? 

Dengan syukur, Allah akan tambahkan nikmat kepada kita, dan dengan sabar lebih mendekatkan kita pada ampunan Allah dan rahmat Allah.


Konon, Rasulullah masuk pada Ummu As-Saa-ib dan mendapatinya dalam keadaan sakit, maka Rasulullah bertanya, “Ada apa denganmu?”


Ummu As-Saa-ib menjawab, “Demam, semoga Allah tidak memberkahinya.” 
Mendengar hal tersebut Rasulullah langsung sampaikan, “Jangan kamu mencela demam, karena demam akan menghilangkan kesalahan seseorang sebagaimana penempaan akan menghilangkan kotoran besi.” HR. Muslim.


Sesederhana itu seorang muslim menyikapi penyakit, “Akan menjadi penggugur dosa.”


Terakhir, Rasulullah pernah sampaikan, bahkan sampai hanya sebatas duripun, kecuali Allah akan menghilangkan dosa-dosa dengan duri tersebut.”


Irsun Anwar Badrun
Gubuk Qur’an 4 Maret 2020
Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.