Kamis, 15 Desember 2016

Cerita Rasulullah Dan Hujan

Di kala badai bertiup kencang, maka beliau Muhammad shallallahu alaihi wasallam gelisah dan takut dengan azab Allah


عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ، عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ، فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ: " إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ عَلَى أُمَّتِي "، وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ: " رَحْمَةٌ "

Dari ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah, bahwasannya ia pernah mendengar ‘Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Apabila hari mendung dan angin bertiup kencang, maka hal itu dapat diketahui dari wajah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan telah turun, beliau pun bergembira dan hilanglah kekhawatirannya”.

Aaisyah berkata : “Lalu aku bertanya tentang hal itu pada beliau. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : "Aku khawatir hal itu akan menjadi adzab yang ditimpakan kepada umatku".

Ketika melihat hujan turun, beliau bersabda : "(Ini adalah) rahmat" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 889 (14)].

Apabila hilang badai dan awan gelap lalu turun hujan, maka beliau shallallahu alaihi wasallam bergembira.


عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ، عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ، فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ: " إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ عَلَى أُمَّتِي "، وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ: " رَحْمَةٌ "

Dari ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah, bahwasannya ia pernah mendengar ‘Aaisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Apabila hari mendung dan angin bertiup kencang, maka hal itu dapat diketahui dari wajah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan telah turun, beliau pun bergembira dan hilanglah kekhawatirannya”.

‘Aaisyah berkata : “Lalu aku bertanya tentang hal itu pada beliau. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : "Aku khawatir hal itu akan menjadi adzab yang ditimpakan kepada umatku".

Ketika melihat hujan turun, beliau bersabda : "(Ini adalah) rahmat" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 889 (14)].

Beliau shallallahu alaihi wasallam ucapkan “Rahmah” ketika hujan turun

عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ، عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ، فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ: " إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ عَلَى أُمَّتِي "، وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ: " رَحْمَةٌ "

Dari ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah, bahwasannya ia pernah mendengar ‘Aaisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Apabila hari mendung dan angin bertiup kencang, maka hal itu dapat diketahui dari wajah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan telah turun, beliau pun bergembira dan hilanglah kekhawatirannya”.

‘Aaisyah berkata : “Lalu aku bertanya tentang hal itu pada beliau. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : "Aku khawatir hal itu akan menjadi adzab yang ditimpakan kepada umatku".

Ketika melihat hujan turun, beliau bersabda : "(Ini adalah) rahmat" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 889 (14)].



Rasulullah, apabila melihat awan tebal yang belum sempurna, maka beliau membaca doa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا

“Ya Allah, aku berlindung denganmu dari keburukannya”

Dan Apabila hujan turun, beliau berucap

اللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيئًا

Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat


 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا رَأَى نَاشِئًا فِي أُفُقِ السَّمَاءِ تَرَكَ الْعَمَلَ وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا» فَإِنْ مُطِرَ قَالَ: «اللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيئًا»


Dari Aisyah Radhiallahu Anha, bahwa Nabi Sahllallahu Alaihi Wasallam apabila melihat di ufuk langit awan hitam gelap, beliau meninggalkan aktifitasnya walau beliau dalam sholat, kemudian berucap,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا

“Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari keburukannya”

Dan jika turun hujan beliau berucap


اللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيئًا

Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat
HR. Abu Daud 4/326 No. 5099 Dan disahihkan oleh Albani (Syamilah)

Belia shallallahu alaihi wasallam menyingkap sebagian bajunya di saat hujan turun, sehingga hujan mengenainya


 قَالَ أَنَسٌ أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَطَرٌ قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ. فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا قَالَ ( لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى )


Berkata Annas "Kami diguyur hujan sedangkan kami bersama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, maka Rasulullah pun menyingkap sebagian bajunya sehingga hujan pun mengenainya, maka kami bertanya,

"Kenapa engkau lakukan ini semua wahai Rasulullah?”

Belia berkata, "Karena hujan baru saja diturunkan oleh Rab-Nya." HR. Muslim 3/26 No.2120 (Syamilah)


Beliau shallallahu alaihi wasallam membaca doa berikut saat hujan turun,

اللهمَّ صَيْبًا نَافِعًا

Ya Allah, turunkanlah kami hujan yang bermanfafat


عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى المَطَرَ، قَالَ: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Dari Aisyah Radhiallahu Anha, bahwar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila melihat hujan, maka beliau berucap, ya Allah, turnkanlah kami hujan yang bermanfaat. HR. Bukhari 2/32 No.1032 (Syamilah)

Ketika turun hujan, beliau Shallallahu alaihi wasallam juga selalu membaca doa

مُطِرْنَا بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَبِرِزْقِ اللَّهِ وَبِفَضْلِ اللَّهِ

Kami diberikan hujan dengan rahmat Allah, karunia Allah, dan fadhilah Allah.

HR. Bukhari 5/121 No.4147 (Syamilah)


Doa-doa dari beliau sejalan dengan sabdanya bahwa waktu turunnya hujan adalah waktu tidak ditolaknya doa


ثنتان ما تردان الدعاء عند النداء وتحت المطر

Ada dua keadaan doa tidak di tolak, ketika azan dan di bawah guyuran hujan. HR. Hakim Lihat lihat Sahih Kunuz Assunnah Annabawiyah 1/85  (Syamilah)


Jika hujan berlarut-larut, dan takut akan sesuatu yang membahayakan maka Rasulullah membaca doa


اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا

Ya Allah, alihkan kepada selain kami


عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَحَطَ الْمَطَرُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَسْقِيَنَا، فَدَعَا فَمُطِرْنَا فَمَا كِدْنَا أَنْ نَصِلَ إِلَى مَنَازِلِنَا فَمَا زِلْنَا نُمْطَرُ إِلَى الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ، قَالَ: فَقَامَ ذَلِكَ الرَّجُلُ أَوْ غَيْرُهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَصْرِفَهُ عَنَّا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، قَالَ: فَلَقَدْ رَأَيْتُ السَّحَابَ يَتَقَطَّعُ يَمِينًا وَشِمَالًا يُمْطَرُونَ وَلَا يُمْطَرُ أَهْلُ الْمَدِينَةِ
"
Dari Anas, ia berkata : Ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki kepada beliau dan berkata :

“Wahai Rasulullah, hujan sudah lama tidak turun, berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan untuk kami.”

Maka beliau pun berdoa sehingga turun hujan kepada kami. Hampir-hampir kami tidak bisa pulang ke rumah-rumah kami. Dan hujan terus turun hingga hari Jum'at berikutnya. Laki-laki itu atau lelaki lain berdiri dan berkata :


“Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar hujan segera dialihkan dari kami.” Maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berdoa :

(Alloohumma hawaalainaa wa laa alainaa)

ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan kepada kami sehingga membahayakan kami).

Anas berkata : "Sungguh aku melihat awan berpencar ke kanan dan kiri, lalu hujan turun namun tidak menghujani penduduk Madinah[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 969].


Akhukum Irsun Badrun

Sragen 14 Des 2016

Minggu, 27 November 2016

Perbedaan Bahasa Subuh Dan Fajar

Kalau diambil dari segi bahasa, fajar berarti sebuah cahaya yang terpancar ketika malam  sudah mulai sempurna.
Adapun subuh,  adalah sebuah cahaya permulaan yang terpancar menandakan awalnya waktu pagi atau menandakan akan terbitnya matahari. Lihat al-Mu'jamul Assyamil.
 
Baca juga (Nama lain sholat subuh) di sini
Baca juga (Perbedaan Sholat Sunnah Fajar Dan Subuh) di sini
Baca juga (Tata Cara Sholat Sunnah Fajar) Di sini
Baca juga (Keutamaan Sholat Qabliyah Subuh) di sini
 
Akhukum
Irsun Anwar Badrun
Andong Boyolali 28 Nov 2016

Nama Lain Sholat Subuh



Pertama: Sholat Fajar

Berdasarkan hadits berikut


عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا صَلَّى الْفَجْرَ جَلَسَ فِي مُصَلَّاهُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَسَنًا»


Dari Jabir bin Samurah, bahwa Nabi Sahallallahu Alaihi Wasallam apabila selesai sholat fajar, beliau duduk di tempat sholatnya sampai terbit matahari dengan baik." HR. Muslim 1/464 No. 670 (Syamilah)


Kedua: Sholat Bardun

Berdasarkan hadits berikut

عن أبي موسى رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ».


Dari Abu Musa Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang sholat Bardain (Shubuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga.” HR. Bukhari No.548 & Muslim No.1470 (Syamilah)

Ketiga: Sholat Qur-anul Fajar

Berdasarkan firman Allah
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا


Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.  Sesungguhnya Qur’anul Fajri (shalat subuh itu) disaksikan (oleh malaikat). QS. Al-Isra: 78.


Keempat: Sholat Qabla Tulu'i Assyams (Sholat sebelum terbit matahari)


Berdasarkan hadits berikut

عن أبي زهير عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ».



Dari Abu Zuhaer Umarah bin Ruwaybah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Tidak akan masuk neraka orang yang sholat Subuh dan Ashar.HR. Muslim 2/114 No. 1468 (Syamilah)

Baca juga (Perbedaan Sholat Sunnah Fajar Dan Subuh) di sini
Baca juga (Tata Cara Sholat Sunnah Fajar) Di sini
Baca juga (Keutamaan Sholat Qabliyah Subuh) di sini

Akhukum
Irsun Anwar Badrun
Andong Boyolali 28 Nov 2016
Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.