Senin, 13 April 2020

Kefakiran Bukan Tanda Kehinaan

ٱللَّهُ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ لَهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ


Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

-Surat Al-Ankabut, Ayat 62

*Atthanthowi berkata*, "Dia tahu sesuatu kebaikan untuk hamba-Nya dan sesuatu yang rusak.  Dan Dia Allah berbuat untuk siapa yang Dia kehendaki dilapangkan rizki dan siapa yang disempitkan.

*Dan disebutkan dalam tafsir Al-Qurtubi*:
Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan tidak patokan iman dan kafir.  

Kelapangan dan kesempitan rizki itu dari-Nya  maka bukan tanda kehinaan itu adalah kefakiran,  karena segala sesuatu berjalan sesuai dengan ketetapa dan ketentuan Allah. 

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan dan urusan kalian. Dan dikatakan,  Maha Mengetahui apa yang cocok untuk kalian,  apakah disempitkan rizkinya atau dilapangkan.


*Disebutkan dalam Tafsir Almuyassar*,  "Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya,  dan menyempitkan bagi yang lain.  Itu semua karena Maha Tahu Allah atas apa yang layak bagi hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan dan urusan kalian,  tidak ada satupun yang tersembunyi dari-Nya.

Irsun Anwar Badrun
Wonogiri 13 April 2020
#minassunnah
#suara_hati
Referensi:
1. Tafsir al-Qurtubi
2. Tafsir Almuyassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.