Minggu, 16 Oktober 2016

Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah



Berikut beberapa adab ziarah kubur sesuai sunnah berdasarkan dalil-dalil yang ada:


1. Di sunnahkan melepaskan alas kaki



Berdasarkan hadits Basyir bin Ma'bad yang dikenal  dengan Basyir bin Al-Khosasiyyah yang sebelumnya namanya adalah Zahm bin Ma'bad, beliau pernah bertutur



بينما أنا أمشي مع رسول الله صلى الله عليه و سلم إذ مر بقبور المشركين فقال لقد سبق هؤلاء خير كثير ثلاثا فمر بقبور المسلمين فقال لقد أدرك هؤلاء خيرا كثيرا ثلاثا فحانت من النبي صلى الله عليه و سلم نظرة فرأى رجلا يمشي في القبور وعليه نعلان فقال يا صاحب السبتيتين ألق سبتيتيك فنظر الرجل فلما رأى النبي صلى الله عليه و سلم خلع نعليه فرمى بهما



Ketika aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan melewati kubur kaum musyrikin, maka Rasulullah pun berkata,


"Mereka telah mendahului kebaikan yang sangat banyak." Beliau berkata yang demikian tiga kali.


Kemudian melewati juga kuburan kaum muslimin dan beliau berkata,


"Mereka telah mendapati kebaikan yang sangat banyak." Beliau berkata yang demikian tiga kali.



Maka tiba-tiba pandagnan nabi tertuju pada seorang laki-laki yang berjalan di antara kuburan sedang orang tersebut menggunakan dua sendal, maka Rasulullah pun berkata, "Wahai pemilik sendal, lepaskanlah sendalmu."


Laki-laki tersebut pun kemudian menengok pada arah suarah dan ketika ia melihat bahwa yang berkata itu adalah Rasulullah, maka orang tersebut pun melepaskan sendalnya dan membuangnya." HR. Ibnu Hibban No. 3170 (Syamilah) dan disebutkan dalam Al-Adabul Mufrad No. 775 (Syamilah) dan dishahihkan oleh Albani.



2.  Memberikan salam dan berdoa kepada penghuni kubur yang muslim


عَنْ  بُرَيْدَةَ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُهُمْ إِذَا خَرَجُوا إِلَى الْمَقَابِرِ، فَكَانَ قَائِلُهُمْ يَقُولُ:  السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا، إِنْ شَاءَ اللهُ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ "


Dari Buraidah ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  mengajarkan kepada mereka apabila ke kuburan, maka hendaknya di antara mereka berucap,


Assalamu 'alaikum Ahladdiyar minal mukminin wal muslimin, wainna insyaa Allah lalahiqun, as-alullah lana walakum al-'aafiyah.


Salam sejahtera wahai penghuni kubur dari kalangan orang-orang beriman dan kaum muslimin, dan kami insya Allah menyusul kalian, saya memohon kepada Allah untuk kami dan juga kalian untuk diberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak disukai." HR. Muslim No. 2302 (Syamilah)



3. Tidak berkata buruk, tertawa terbahahk-bahak dan bersenda gurau



Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

زوروا القبور . فإنها تذكركم الآخرة


Ziarahlah kubur, karena yang demikian itu akan dapat menyebabkan mengingat mati. HR. Ibnu Majah No. 1569 Dan dishahihkan oleh Albani (Syamilah)


Jika ziarah kubur untuk mengingat mati, maka tak sepantasnya berkata buruk atau melakukan hal-hal yang melalaikan.


Juga hadits  sebelumnya yang disunnahkan melepaskan sendal. Jika sendal di larang, maka bercanda dan berkata buruk di kuburan sangatlah tidak pantas.


Dan disebutkan dalam Ahkamul Al-Jana-iz oleh Nashruddina Al-Bani ketika mengomentari hadits yang semakna di atas dengan tambahan dari Nasa-i,


فمن أراد أن يزور فليزر، ولا تقولوا هجرا


“Siapa yang hendak berziarah, maka berziarahlah dan jangan berkata dengan perkataan hujr.”



Berkata Imam Nawawi dalam al-Majmu' 5/310,  Al-Hujr adalah, perkataan bathil.


Kemudian Syekh Nashruddin mengomentari, "Sudah menjadi rahasia umum ketika berziarah kubur, mereka berdoa pada mayat, meminta tolong dengannya dan meminta pada Allah dengan hak mayat tersebut."


Itulah yang dimaksudkan dengan hujr atau perkataan bathil.


Kesimpulannya:

1. Jangan berkata buruk, walaupun bukan dikuburan, apalagi dikuburan yang kita disyariatkan agar dapat mengingat mati.

2. Termasuk dari perkataan bathil adalah kita meminta pada orang yang sudah mati.


4. Tidak duduk di atas kuburan



Sebagimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda


لأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ


Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur HR. Muslim No. 2292 (Syamilah)

***

Semoga Allah selalu memberikan kita kepahaman dalam agama dan dapat mengamalkannya. Aaamiin


Akhukum Fillah


Irsun Anwar Badrun
Manyaran Wonogi 17 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.