Berikut beberapa adab
ziarah kubur sesuai sunnah berdasarkan dalil-dalil yang ada:
1. Di sunnahkan melepaskan alas kaki
Berdasarkan hadits
Basyir bin Ma'bad yang dikenal dengan
Basyir bin Al-Khosasiyyah yang sebelumnya namanya adalah Zahm bin Ma'bad,
beliau pernah bertutur
بينما أنا أمشي مع رسول الله صلى الله عليه و سلم إذ مر بقبور المشركين فقال
لقد سبق هؤلاء خير كثير ثلاثا فمر بقبور المسلمين فقال لقد أدرك هؤلاء خيرا كثيرا
ثلاثا فحانت من النبي صلى الله عليه و سلم نظرة فرأى رجلا يمشي في القبور وعليه
نعلان فقال يا صاحب السبتيتين ألق سبتيتيك فنظر الرجل فلما رأى النبي صلى الله
عليه و سلم خلع نعليه فرمى بهما
Ketika aku berjalan
bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan melewati kubur kaum
musyrikin, maka Rasulullah pun berkata,
"Mereka
telah mendahului kebaikan yang sangat banyak." Beliau
berkata yang demikian tiga kali.
Kemudian melewati juga
kuburan kaum muslimin dan beliau berkata,
"Mereka
telah mendapati kebaikan yang sangat banyak." Beliau
berkata yang demikian tiga kali.
Maka tiba-tiba pandagnan
nabi tertuju pada seorang laki-laki yang berjalan di antara kuburan sedang
orang tersebut menggunakan dua sendal, maka Rasulullah pun berkata, "Wahai
pemilik sendal, lepaskanlah sendalmu."
Laki-laki tersebut pun
kemudian menengok pada arah suarah dan ketika ia melihat bahwa yang berkata itu
adalah Rasulullah, maka orang tersebut pun melepaskan sendalnya dan
membuangnya." HR. Ibnu Hibban No. 3170 (Syamilah)
dan disebutkan dalam Al-Adabul Mufrad No. 775 (Syamilah) dan dishahihkan oleh
Albani.
2.
Memberikan salam dan berdoa kepada penghuni kubur yang muslim
عَنْ بُرَيْدَةَ، قَالَ: " كَانَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُهُمْ إِذَا خَرَجُوا
إِلَى الْمَقَابِرِ، فَكَانَ قَائِلُهُمْ يَقُولُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا، إِنْ شَاءَ اللهُ لَلَاحِقُونَ،
أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ "
Dari
Buraidah ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan kepada mereka apabila ke kuburan,
maka hendaknya di antara mereka berucap,
Assalamu 'alaikum Ahladdiyar minal mukminin wal muslimin,
wainna insyaa Allah lalahiqun, as-alullah lana walakum al-'aafiyah.
Salam
sejahtera wahai penghuni kubur dari kalangan orang-orang beriman dan kaum
muslimin, dan kami insya Allah menyusul kalian, saya memohon kepada Allah untuk
kami dan juga kalian untuk diberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak
disukai." HR. Muslim No. 2302 (Syamilah)
3. Tidak
berkata buruk, tertawa terbahahk-bahak dan bersenda gurau
Berdasarkan
hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
زوروا القبور . فإنها تذكركم الآخرة
Ziarahlah kubur, karena
yang demikian itu akan dapat menyebabkan mengingat mati. HR. Ibnu Majah No.
1569 Dan dishahihkan oleh Albani (Syamilah)
Jika ziarah kubur untuk
mengingat mati, maka tak sepantasnya berkata buruk atau melakukan hal-hal yang
melalaikan.
Juga hadits sebelumnya yang disunnahkan melepaskan
sendal. Jika sendal di larang, maka bercanda dan berkata buruk di kuburan
sangatlah tidak pantas.
Dan disebutkan dalam
Ahkamul Al-Jana-iz oleh Nashruddina Al-Bani ketika mengomentari hadits yang
semakna di atas dengan tambahan dari Nasa-i,
فمن أراد أن يزور فليزر، ولا تقولوا هجرا
“Siapa yang hendak
berziarah, maka berziarahlah dan jangan berkata dengan perkataan hujr.”
Berkata Imam Nawawi
dalam al-Majmu' 5/310, Al-Hujr adalah,
perkataan bathil.
Kemudian Syekh
Nashruddin mengomentari, "Sudah menjadi rahasia umum ketika berziarah
kubur, mereka berdoa pada mayat, meminta tolong dengannya dan meminta pada
Allah dengan hak mayat tersebut."
Itulah yang dimaksudkan
dengan hujr atau perkataan bathil.
Kesimpulannya:
1. Jangan berkata buruk,
walaupun bukan dikuburan, apalagi dikuburan yang kita disyariatkan agar dapat
mengingat mati.
2. Termasuk dari perkataan
bathil adalah kita meminta pada orang yang sudah mati.
4. Tidak duduk di atas kuburan
Sebagimana hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda
لأَنْ
يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى
جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
“
Sungguh
jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya
dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur” HR. Muslim No. 2292 (Syamilah)
***
Semoga
Allah selalu memberikan kita kepahaman dalam agama dan dapat mengamalkannya.
Aaamiin
Akhukum
Fillah
Irsun
Anwar Badrun
Manyaran
Wonogi 17 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar