Minggu, 02 Oktober 2016

Seluk-Beluk 10 Pertama Bulan Dzulhijjah

Musa Alaihissalam, sebelum Allah berbicara kepadanya dan menerima wahyu berupa kitab Taurat, Allah menyurunya untuk berpuasa tiga puluh hari. Seusai tiga puluh hari dan Musa hendak memulai makan dan minum sembari menunggu wahyu, Allah kemudian menyurunya untuk menyempurnakan puasanya dengan menambahkan lagi 10 hari, dan sepuluh hari itu adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir ketika menjelaskan Surah Al-A’raf ayat 142.

Di dalam surah Al-Fajr Allah bersumpah

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)

“Demi Fajar dan malam yang sepuluh.”

Ibnu Katsir berkata, “Malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama  bulan Dzulhijjah.” Dan Allah tidaklah bersumpah dengan suatu makhluk kecuali menunjukkan atas besarnya makhluk tersebut.

Jabir Radhiallahu Anhu berkata, bahwa nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
أفضل أيام الدنيا أيام العشر

“Sebaik-baik hari di dunia adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” HR. Ibnu Hibban yang dishahihkan oleh Albani.

Berkata Abu Utsman Annahdy:
كانوا – أي السلف -  يعظمون ثلاث عشرات العشر الأول من المحرم والعشر الأول من ذي الحجة والعشر الأخير من رمضان

“Dahulu para salaf, mereka mengagungkan sepuluh hari yang tiga, yaitu sepuluh hari pertama bulan Muharram, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” Addarul Mantsur oleh Suyuti.

Sebegitu agungnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka Rasulullah pun kemudian memotivasi umatnya untuk beramal sholeh di dalamnya:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ,يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ


Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun” HR. Bukhari dari Ibnu Abbas.


Berkata Ibnu Hajar kenapa sepuluh hari ini lebih dicintai Allah?

 لأن هذه الأيام تتضمن أمهات العبادات

“Karena di dalamnya terkumpul semua induk ibadah.”


Berkata Syekh Utsaimin, “Amalan sholeh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, lebih utama dari amalan sepuluh akhir bulan Ramadhan.”


Sebegitu mulianya dan berlipat gandanya pahala amalan sholeh pada hari-hari ini, maka cukuplah firman Allah, 

“Dan bergegaslah.” Sebagai cambuk untuk sesiapa yang menghendaki surga yang luasnya seluas langit dan bumi.


Adapun amalan di dalamnya meliputi semua amalan baik dan juga ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah, di antaranya sebagaimana yang terangkum dalam Surah Fathir ayat 29.


الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” Surah Fatir (35:29) 


Ya, tilawah Qur’an, sholat dan berinfak.


Kemudian memperbanyak dzikir. Allah berfirman:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” Surah Al-Hajj (22:28)


Pada yang diterntukan adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas.


Berzikir pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ada dua bentuk, yaitu dimulai pada saat mulai awal bulan Dzulhijjah dengan zikir apa saja yang ditentukan Rasulullah, semisal 

“Subhanallah walhamdulillah walaa ilaa ha illallah, Allahu Akbar.” 

Juga zikir yang dimulai pada saat hari arafah sampai hari-hari tasyriq dan diistilahkan dengan zikir mutlaq dan juga muqayyad.



Juga puasa, merupakan amalan-amalan sholeh yang dianjurkan perbanyak pada bulan-bulan ini. 

Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Tidaklah seorang hambar berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka selama tujuh puluh tahun dengan puasanya itu.” HR. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudry.


Ada dua bentuk puasa, puasa yang dilakukan mulai hari pertama bulan Dzulhijjah dengan cara sehari puasa sehari tidak selayaknya puasa Daud, dan tidak boleh mengkhususkan hari ke delapan saja kemudian dilanjutkan dengan puasa Arafah. Jelas Syekh Utsaimin di salah satu audionya.


Dan yang kedua adalah puasa Arafah. 


سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ.


Rasulullah ditanya tentang puasa Arafah, maka beliau menjawab, “Menghapuskan dosa-dosa setahun lalu dan akan datang.” HR. Muslim dari Abu Qatadah.


Juga amalan paling baik  yang dilakukan pada hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah adalah doa  terkhususnya pada hari Arafah di mana orang yang tidak berhaji berpuasa. Rasulullah bersabda:


أفضل الدعاء دعاء يوم عرفة ، وأفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي : لا إله إلا الله وحده لا شريك له


“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik yang kukatakan dan nabi-nabi sebelumku adalah kalimat, “Laa ilaaha ilallallah wahdahu la syarikalah.” Sunanusshogir Lilbaihaqi dari Tholhah bin Ubaidillah.


Ya, kalau sudah bosan dengan berdoa, maka terakhir perbanyaklah mengucapkan kalimat di atas, karena sebaik-baik doa, dan sebaik-baik kalimat yaitu Laa ilaaha illallah.

Jangan lupa yang sudah banyak duit dan ada waktu, di bulan Dzulhijjah ini juga ada haji, Rasulullah bersabda 

:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ


“Haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” 


Terakhir, yang mempunyai kemampuan, jangan lupa berkurban pada hari kesepuluh seusai sholat Idul Adha.


Saya tutup dengan firman Allah:


“Dan untuk yang demikian, hendaknya orang berlomba-lomba.” Al-Muthoffifin:26.


Ya, berlomba-lomba untuk mendapatkan kedudukan surga, yang di dalamnya mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang di antara mereka.  Terlihat pada wajah mereka kesenangan yang penuh kenikmatan. Dan diberikan khamar murni yang dilak tempatnya.


“Dan untuk yang demikian, hendaknya orang berlomba-lomba.”


Irsun Badrun
01 Dzulhijjah 1437/02 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.