Malaikat
Mu'aqqibat
Ada
kisah terjatuhnya pesawat. Semua mati, kecuali ada satu yang selamat. Ada juga
yang mungkin terhempas dari motor, mobil atau kendaraan apa saja, dan secara
logika orang tersebut seharusnya mati, tapi tidak mati. Atau bisa juga, ada
sesuatu yang akan membahayakan kita, tapi ternyata bahaya itu tidak menimpa
kita.
Nah,
kejadia di atas di dalam Islam diyakini adalah kejadian yang tidak lepas dari
campur tangan Malaikat Mu'aqqibat yang Allah tugaskan.
Pengertian
Mu'aqqibat
Mu'aqqibat
(معقبات) berasal dari kata 'aqaba (عقب) yaitu
berpindahnya seusatu ke sesuatu yang lain.
Atau Bergantiannya sesuatu ke sesuatu yang lain. Atau datangnya sesuatu setelah
sesuatu itu beranjak pergi. Mu'jamul Wasith: 2/612, 613
Dinamakan (Mu'aqqibat) Karena
terulangnya setelah kali yang pertama atau kembalinya setelah kali pertama.
Lihat Lisanul Arab 1/619
Oleh karena itu Rasulullah perkata,
مُعَقِّباتٌ
لا يَخِيبُ قائلُهُنَّ وهو أَن يُسَبِّحَ في دُبر صلاته ثلاثاً وثلاثين تسبيحةً
ويَحْمَده ثلاثاً وثلاثين تحميدةً ويكبره أَربعاً وثلاثين تكبيرة
“Mu'aqqibaat
(Ada beberapa amalan penyerta atau terulang) yang barangsiapa mengucapkannya
atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi,
yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak
34x.” (HR. Muslim)
Dan masih dalam Lisanul Arab,
dikatakan mu'aqqibat karena diucapkan setelah usai
sholat. (artinya menyusul otomatis setelah sholat)
Pengertian Malaikat Mu'aqqibaat
Dari pengertian di atas kita bisa
menarik kesimpulan bahwa, Mu'aqqibaat
adalah malaikat yang datang menyertai silih berganti.
Berkata
syekh Assa'di, "Mu'aqqibat adalah malaikat yang datang silih berganti
siang dan malam." Lihat tafsir Assa'di.
Cara
Kerja Malaikat Mu'aqqibaat
Allah berfirman:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. QS. Arra'd: 11
Ibnur Katsir berkomentar
tentang ayat ini, yakni bagi seorang hamba ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergantian.
Penjaga pada malam hari dan
siang hari. Mereka menjaganya dari hal yang tidak menyenangkan dan
insiden-insiden yang tidak diinginkan.
Sebagaimana juga bergantiannya
malaikat yang lainnya untuk selalu mencatat amalan perbuatan kebaikan maupun
keburukan.
Ada malaikat pada malam hari
dan juga siang hari. Ada malaikat di sebelah kanan dan ada lagi di sebelah kiri
yang selalu mencatat amal perbuatan. Yang sebelah kanan mencatat malan terpuji dan yang sebelah kiri mencatat
amalan tercela.
Adapun dua malaikat lainnya
selalu menjaga dan mengawasinya. Satunya dari belakang dan satunya lagi dari
depan.
Hamba tersebut diapit oleh empat
malaikat pada siang hari dan empat lainnya di malam hari bergantian untuk
menjaga dan juga mencatat.
Sebagaimana di sebtukan dalam
Asshahih
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل وملائكة بالنهار، ويجتمعون في صلاة الصبح
وصلاة العصر، فيصعد إليه الذين باتوا فيكم فيسألهم وهو أعلم بكم:كيف تركتم عبادي؟
فيقولون: أتيناهم وهم يصلون، وتركناهم وهم يصلون"
Abu
Hurairah berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Kalian akan
selalu diawasi bergantian oleh malaikat malam dan siang, mereka akan berkumpul
pada waktu shalat Shubuh dan Ashar. Allah — dan Dia Maha Mengetahui — akan
menanyakan orang-orang yang ditinggalkan saat itu: “Bagaimana kalian wahai para
malaikat meninggalkan hamba-hambaKu?” Para malaikat menjawab: “Kami mendatangi
mereka, dan mereka sedang sholat, demikian juga kami meninggalkan mereka,
mereka pun sedang sholat juga” (HR. Bukhari Muslim).
Baca juga tentang (Keutaman Sholat Subuh) di sini
Kemudian
Ikrimah berkata dari Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat,
{ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ }
“Mereka menjaganya atas perintah Allah.”
Yaitu malaikat yang menjaga
dari depan dan juga belakang. Dan apabila datang ketentuan Alllah, maka mereka
pun berpaling darinya. (Maksud mereka berpaling darinya yaitu ketika seseorang ditakdirkan
untuk celaka, maka mereka tidak ada kewenangan untuk melindungi orang tersebut)
Berkata Mujahid: Tidaklah
seorang hamba kecuali bersamanya malaikat yang diwakilkan.
Malaikat itu akan menjaganya di
saat tidur dan sadarnya baik dari jin, manusia, dan binatang yang membahayakan.
Maka tidak ada satupun dari mereka yang mendatanginya hendak mencelakakannya
kecuai Malaikat berkata,
"Awas dibelakangmu."
Kecuali sesuatu yang telah di takdirkan Allah maka akan menimpanya.
Selesai Perkataan Ibnu Katsir.
Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada Surah Arra'd ayat 11.
Kemudian, setelah Ibnu Katsir
menyebutkan berragam pendapat bagaimana caranya malaikat menjaga seorang hamba,
maka beliau pun menyimpulkan bahwa penjagaan malaikat hampir persis penjagaan
orang-orang atau pengawal kepada raja dan pemimpin mereka. LIhat Tafsir Ibnu
Katsir 4/438
Dan juga dikeluarkan oleh Ibnu
Mundzir dan Abu Syekh dari 'Ali Radhiallahu Anhu, ketika mengomentari ayat
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
“Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah”
Beliau (Ali) berkata, tidaklah
dari seorang hamba kecuali bersamanya malaikat yang selalu menjaganya dari
tertimpa dinding, terjatu di sumur,
diterkam binatang buas atau tenggelam, atau terbakar, maka apabila takdirnya
demikian, maka para malaikat pun berlepas diri darinya dan juga takdir. Lihat
Addarul Mantsur 4/615
Hikmah Dan Pelajaran
1.
Wajibnya beriman kepada malaikat sesuai dengan kabar yang datang dari
al-Qur’an maupun hadits
2.
Bersemangat dalam melakukan kebaikan baik siang maupun malam, karena ada
malaikat yang selalu mencatat dan mengawasi dan bahkan membawa kabar kita ke
langit di setiap subuh dan sore hari, hal ini juga mengapa Rasulullah
memerintahkan kita untuk selalu zikir pagi dan petang. Baca juga Mengapa harus zikir pagi dan petang di sini
3.
Hendaknya seorang muslim selalu optimis dengan penjagaan Allah. Bergantung
penuh kepada-Nya. Dan tidak perlu menggunakan penjagaan jimat, jin atau hal-hal
yang mengandung kesyirikan. Cukuplah bagi seorang muslim dengan penjagaan Allah
yang tidak akan ada yang bisa mencelakainya.
4.
Selalu yakin, bahwa sesuatu jika belum ditakdirkan oleh Allah untuk
terjadi, maka tidak akan terjadi.
5.
Hendaknya seorang hamba membuka harinya dengan kebaikan dan menutup malam
harinya dengan kebaikan.
Akhukum Fillah
Irsun Anwar Badrun
Manyaran Wonogiri 05 Oktober
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar