Pengertian Istiqomah
Istiqomah adalah, kemantapan iman kepada Allah dan
mengikuti tuntunan Rasulullah baik secara tampak maupun tersembunyi.
Urgensi Istiqomah
Urgensi pertama: Sebagai bentuk realisasi ibadah
kepada Allah
Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia,
melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” QS. Adzariat: 36
Urgensi kedua: Sebuah perintah dari Allah
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta
kamu. QS. Hud: 112
Urgensi ketiga: Merupakan perintah Rasulullah
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « سَدِّدُوا وَقَارِبُوا
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda, "Tetaplah di atas
kebenaran, dan bersikaplah yang lurus." HR. Muslim 8/141 No. 7300
Urgensi keempat: Istiqomah mencakup semua kebaikan
agama
عَنْ
سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ؛ قَالَ:
قُلْ: آمَنْتُ بِاللَّهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ
Dari Sufyan Atsaqafi Radhiallahu Anhu berkata
wahai Rasulullah, katakanlah sesuatu
tentang Islam untukku sebuah perkataan yang tidak aku bertanya tentangnya
kepada yang lain kecuali engkau.
Rasulullah Jawab: "katakanlah, aku beriman
kepada Allah, dan istiqomahlah." HR. Muslim
Sebab-Seba Istiqomah
Sebab Pertama: Sebab yang paling agung adalah
petunjuk dari Allah
Allah berfirman
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ
نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15) يَهْدِي
بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya
dari Allah, dan Kitab yang menerangkan (15)
Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan
yang lurus. (16) QS. Al-Maidah: 15-16
Sebab kedua: Selalu ikhlas dan mengikuti
tuntunan Rasulullah
Allah berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus. QS. Al-Bayyinah: 5
Begitu juga dengan kisahnya Nabi Yusuf
Alaihissalam ketika Allah menceritakan tentang kisahnya dengan Zulaikha yang
hampir jatuh ke dalam lubang kenistaan, tapi kemudian Allah palingkan itu
karena yusuf adalah
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
ikhlas. QS. Yusuf: 24
Sebab ketiga: Perbanyak istigfar dan taubat
Allah berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. Annur: 31
Sebab Keempat: Muhasabah
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Hisyr: 18
Sebab kelima: Semangat mengerjakan amalan wajib
Sebab keenam: Semangat menuntut ilmu
Sebab ketuju: Berteman dengan orang sholeh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَرْءُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يخالل
Dari Abu Hurairah, ia berkata, bersabda Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam, "Seseorang tergantung agama temannya, maka
hendaknya ia melihat siapa yang ia jadikan teman." HR. Ahma dan berkata
Syu'aib Al-Arnuth, Isnadnya Jayyid.
Sebab kedelapan: Menjaga diri dari perbuatan haram
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. QS. Al-Isra: 36
Sebab kesembilan: Sadar dengan langkah-langkah
setan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti
langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. QS. Annur: 21
Obat Ketika Terhempas Jauh Dari Istiqomah
Obat pertama: Perbanyak istigfar
Allah berfirman
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju
kepada-Nya dan mohonlah ampun kepadaNya.. QS. Fushilat: 6
Ungkapan yang paling indah tentang ayat ini, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Syekh Assa'di, beliaru berkata,
ولما
كان العبد،-ولو حرص
على الاستقامة- لا بد أن يحصل منه خلل بتقصير بمأمور، أو ارتكاب منهي، أمره بدواء ذلك
بالاستغفار المتضمن للتوبة فقال: (وَاسْتَغْفِرُوهُ)
Ketika seorang
hamba semangat dalam istiqomah, maka
konsekuensinya dia akan terjatuh dalam sebuah celah, baik kurang dalam
mengerjakan sebuah perintah, atau melakoni sebuah larangan, maka Allah
perintahkan mengobatinya dengan banyak beristigfar yang mencakup taubat di
dalamnya, oleh karena itu, Allah firmankan
وَاسْتَغْفِرُوهُ
Dan beristigfarlah kepada-Nya.
Obat kedua: Ikuti perbuatan buruk dengan perbuatan baik
Rasulullah bersabda,
اتَّقِ
الله حيثما كنتَ ، وأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحسَنَةَ تَمْحُهَا
"Bertakwalah kepada Allah, di mana pun kamu
berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik akan menghapus perbuatan
buruk." HR. Tirmidzi dan
dihasankan oleh Sykh al-Albani
Balasan Istiqomah
Allah berfirman
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ
عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu." QS. Fushilat: 30
Orang yang istiqomah, malaikat akan turun
bergantian ketika kematian akan menjemput mereka sembari berucap, "Jangan
takut" atas apa yang nanti kalian hadapi setelah mati. Dan "Jangan bersedih" atas apa yang
telah berlalu dan apa yang ditinggalkan. "Bergembiralah dengan surga yang
dijanjikan kepada kalian." Lihat tafsir Assa'di tentang ayat ini.
Kemudian Allah tekankan lagi dalam surah
lain dengan firman-Nya
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (13) أُولَئِكَ
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (14)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga,
mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
QS. Al-Ahqaf: 13-14
Akhukum Fillah
Irsun Anwar Baddrun
***
Materi ini merupakan ringkasan materi
kajian ahad pagi yang saya sampaikan dari buku riyadhussholihin bab istiqomah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar