Pendahuluan
Buah hati adalah jantung
hati, buah hati adalah ruh kita nanti yang akan berjalan di atas bumi.
Kehilangan buah hati
sangatlah menyayat hati. kehilangan buah hati memilukan hati.
Rasulullah pun pernah
bersedih hati dengan kehilangan buah hati. Air mata merina-rinai, tapi beliau
sadar bahwa buah hati adalah milik Rabbul Izzati
إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ ، وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا
يَرْضَى رَبُّنَا
“Mata boleh berderai,
hati boleh bersedih, dan tidak kita ucapkan kecuali sesuatu yang diridhoi
Rabbul Izzati.” HR. Bukhari
ﺇِﻥَّ ﻟِﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺃَﺧَﺬَ ﻭَﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻭَﻛُﻞُّ ﺷَﻰْﺀٍ ﻋِﻨْﺪَﻩُ
ﺑِﺄَﺟَﻞٍ ﻣُﺴَﻤًّﻰ
"Sesungguhnya Allah
memiliki apa yang Ia ambil dan memiliki apa yang ia berikan dan setiap sesuatu
telah di tentukan waktunya di sisi-Nya." HR. Muslim.
قال ابن مسعود : ما منكم إلا ضيف ، وماله عارية ، والضيف مرتحل ، والعارية
مؤداة إلى أهلها
Ibnu Mas'ud berkata,
"Tidaklah kalian kecuali hanya seorang tamu, dan hartanya hanyalah
titipan. Tamu akan pulang, dan titipan akan dikembalikan pada pemiliknya."
Allah katakan dalam
hadits Rasulullah
" ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ
بَيْتَ الْحَمْدِ "
“Bangunkan untuk hamba-Ku
sebuah rumah di surga dan berilah nama rumah itu dengan al-hamdu.” Disahihkan
Al-Bani dalam Assilsilah Asshohihah (1408)
Untuk siapa?
Untuk hamba yang
kehilangan buah hati kemudian memuji Allah dan bersabar atas apa yang menimpa
sembari berucap
Inna Lillahi Wainna Ilaihi
Roji'un.
Kabar Gembira Pertama
Mendapat Ampunan, Kasih
Syang dan Dilindungi Dari Azab
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)
(yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Ada tiga kabar gembira
pada ayat di atas
satu: mendapat
keberkatan yang sempurna
Dua: rahmat dari Allah
Tiga: Mendapat petunjuk
Allah sebutkan ayat di
atas setelah menyebutkan berragam cobaan,
berupa
Tidak ada rasa aman
(ketakutan). Kelapaaran. Kekurangan harta. Hilangnya jiwa. Dan Kekurang
buah-buah.
Dan dalamm hal ini,
kehilangan buah hati.'
Disebutkan dalam tafsir Addarul Mansur, bahwa kata
wabassyirisshobirin (berikanlah kabar gembira untuk orang yang bersabar) dalam
ayat 155 adalah surga.
Kata sholawat dalam ayat 157 adalah
ampunan.
Kata Rahmat adalah kasih sayang dan
dilindungi dari azab.
Kata Muhtadun
adalah mendapat petunjuk untuk menyerahkan semuanya kepada Allah ketika
mendapat musibah.
Ummu Salamah berceritia,
"Kumendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata,
"Tidaklah seorang
hamba ditimpa sebuah musibah dan berucap, "Inna Lillahi Wainna Ilaihi
Roji'un, Allahumma Ajirni fi mushibatiy wa akhlifly khaeran minha"
Sesungguhnya kita milik
Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah berilah pahala dalam musibahku
ini dan gantikan yang lebih baik
darinya.
Kecuali Allah akan
berikan pahala dalam musibahnya dan menggantikan baginya sesuatu yang lebih
baik dari musibah yang menimpanya."
Berkata Ummu Salamah,
"Dan ketika meinggal suami saya Abu Salamah, saya pun mengucapkan
sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam perintahkan, maka Allah
pun menggantikan aku yang lebih baik dari suami saya, yaitu Rasulullah
shollallahu Alaihi Wasallam." HR. Muslim 2166 (Syamilah)
Kabar Gembira Kedua
Selamat Dari Neraka
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ لَهَا فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ
لَهُ فَقَدْ دَفَنْتُ ثَلَاثَةً فَقَالَ لَقَدْ احْتَظَرْتِ بِحِظَارٍ شَدِيدٍ
مِنْ النَّار
Dari Abu Hurairah Bahwa
ada seorang wanita mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dengan bayinya,
wanita itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, doakan kepada Allah untuknya
(bayinya) sungguh saya telah menguburi tiga anakku (tiga anakku telah meninggal)
Rasulullah lalu berkata,
"Sungguh kamu telah melindungi dirimu dari panas yang amat sangat dari api
neraka. HR. Bukhar dalam Adabul Mufrad 1/63 No. 147 (Syamilah) Berkata Syekh
Al-Bani Sohih.
Kabar Gembira Ketiga
Dimasukkan Ke Surga
Allah berfirman
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا
بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ
امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-oranng yang beriman, dan yang
anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari
pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. QS. Atthur:21
Syaratnya adalah iman untuk bisa
dipertemukan dengan anak keturunan.
Rasulullah bersabda
( ما من الناس من مسلم يتوفى له ثلاث لم يبلغوا الحنث إلا أدخله
الله الجنة بفضل رحمته إياهم )
"Tidaklah manusia
dari seorang muslim yang wafat baginya tiga anak yang belum melakukan dosa
kecuali Allah akan masukkan orang tersebut ke dalam surga dengan rahmat-Nya
kepada mereka." HR. Bukhari 1/421 No.1191 (Syamilah) dari Sahabat Annas.
Juga dalil berikut,
walau satu orang anak yang meninggal tetap memperoleh keutamaan mendapatkan
surga
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: "مَنْ مَاتَ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ،
فَاحْتَسَبَهُمْ دَخَلَ الْجَنَّةَ. قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
وَاثْنَانِ؟ قَالَ: "وَاثْنَانِ.
قَالَ مَحْمُودٌ: فَقُلْتُ لِجَابِرٍ: أَرَاكُمْ لَوْ قُلْتُمْ وَوَاحِدٌ
لَقَالَ وَوَاحِدٌ؟ قَالَ: وَأَنَا وَاللَّهِ أَظُنُّ ذَاكَ.
Dari Mahmud bin Labid,
dari Jabir Radhiallahu 'Anhu berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang
meninggal baginya tiga orang anak, dan ia mengharapkan pahala maka ia akan
masuk surga.
Jabir berkata, kami para
sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan dua?"
Rasulullah pun menjawab,
"Juga dua."
Mahmud berkata, Saya
berkata pada Jabir, "Kalau kalian katakan satu, apakah Rasulullah juga
akan menjawab 'satu?'
Jabir berkata,
"Demi Allah saya kira demikian."
HR. Ahmad dalam Musnad
Ahmad bin Hambal Bab Musnad Jabi bin
Abdullah 3/306 No. 14324 (Syamilah)
Kabar Gembira Keempat
Dibangun Rumah Di Surga
Rasulullah
bersabda
(( إِذَا مَاتَ وَلَدُ العَبْدِ قَالَ
اللهُ تَعَالَى لِمَلائِكَتِهِ : قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدي ؟ فَيقولون : نَعَمْ ،
فيقول : قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤادِهِ ؟ فيقولون : نَعَمْ ، فيقول : ماذا قَالَ
عَبْدِي ؟ فَيقولون : حَمدَكَ وَاسْتَرْجَعَ ، فيقُولُ اللهُ تَعَالَى : ابْنُوا
لِعَبْدي بَيتاً في الجَنَّةِ ، وَسَمُّوهُ بَيْتَ الحَمْدِ
“Apabila meninggal anak seorang hamba, maka
Allah berkata kepada para malaikat-Nya,
“Kalian telah mengambil
anak hamba-Ku.”
Para malaikat menjawab,
“Benar.”
Allah berkata lagi,
“Kalian telah mengambil buah hatinya.”
Malaikat menjawab,
“Benar.”
Gusti Allah kemudian
berkata, “Lalu apa yang diucapkan hamba-Ku?”
Malaikat menjawab, “Mereka
memuji-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’.”
Maka gusti Allah kemudian
berkata, “Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan berilah nama rumah
itu dengan al-hamdu.” HR. Tirmidzi dari sahabat Abu Musa. Sunan Tirmidzi 3/341
No. 1021 (Syamilah) Dihasankan oleh Syekh Al-Bani
Kabar Gembira Kelima
Digantikan Dengan Yang
Lebih Baik
"Suatu saat wafat putra Abu Thalhah dari
istrinya yang bernama Ummu Sulaim, maka Ummu Sulaim pun berkata kepada
keluarganya, "Jangan kalian beritahu Abu Thalhah, sehingga saya yang
memberitahunya sendiri."
Maka datanglah Abu Thalhah
dan Ummu Sulaim pun menghidangkan makan malam untuknya, dan Abu Thalhah pun
menikmatinya.
Setelah itu Ummu Sulaim
berhias untuk Abu Thalhah yang tidak pernah ia berhias sebaik itu sebelumnya,
maka terjadilah hubungan suami istri.
Dan ketika Ummu Sulaim
melihat Abu Thalhah telah kenyang dan telah puas dengannya, Ummu Sulaim pun
berkata,
“Wahai Abu Tholhah,
tidakkah kamu melihat ayahnya si fulan meminjam suatu pinjaman dan mereka pun
memberikan pinjaman itu, dan pada suatu saat, pinjaman itu pun diminta dari
bapak si fulan, tapi meraka berat untuk mengembalikan pinjaman itu.”
Kini Abu Tholhah menanggapi perkataan Ummu Sulaem
dengan berakta, “Mereka tidak adil.”
Berkatalah Ummu Sulaem, “Sungguh
anakmu adalah pinjaman dari Allah, maka
sekarang Allah mengambil pinjaman itu, maka kembalikanlah, dan bertahmidlah.”
Abu Thalhah marah dan
berkata, "Engkau meninggalkanku kemudian aku bersetubuh lalu kamu
mengabarkanku tentang anakku?"
Abu Thalhah lantas pergi
dan bertemu Rasulullah dan mengabarkan akan hal itu, maka Rasulullah kemudian
mendoakan mereka.
Maka tak lama kemudian
hamil lagi Ummu Sulaim dan Allah gantikan yang pertama dengan yang lebih baik
dan dinamakan Abdullah.
Baca kisah lengkap Thalhah Dan Ummu Sulaim di sini
Akhukum Fillah
Irsun Anwar Badrun
Sragen 11 Nov 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar