Tawadhu' berasal dari
bahasa Arab dengan asal kata وضع (wadha'a).
kata وضع (wadha'a) memiliki banyak arti, di antaranya, meletakkan,
melepaskan dan menghinakan. Dan dalam Lisanul Arab وضع (wadha'a) lawan katanya adalah رفع (rafa'a) mengangkat.
Kalau disimpulkan dari
asal katanya, yaitu meletakkan diri pada posisi seorang hamba. Melepaskan diri
dari semua keangkuhan dan kesombongan. Dan menghinakan diri di hadapan
kebenaran. Serta tidak mengangkat diri dengan keangkuhan.
KEMBALI PADA TAWADHU'
Dalam Mu'jamul Syamil,
"Yaitu menampakkan rasa malu dan tidak sombong serta congkak."
Dalam Mu'jamul Wasith,
"Yaitu merasa hina dan rendah."
Berkata Fudahil,
"Tawadhu' adalah merendah kepada yang haq dan tunduk kepadanya dan
menerimanya dari siapa yang menyampaikannya." Lihat Dalilul Falihin 3/47
Berkataka Ibnu 'Atho, "Tawadhu' itu ialah
menerima kebenaran dari setiap orang yang menyampaikannya." Lihat Dalilul
Falihin 3/47
Abu Yazid Al-Basthomy ditanya, "Kapan seseorang
menjadi
orang yang tawadhu'?"
Beliau menjawab, "Apabila seseorang tidak
melihat pada dirinya sebuah kedudukan tinggi dalam keadaan apapun. Tidak
juga melihat pada orang lain lebih hina dari dirinya." Lihat Dalilul
Falihin 3/47
Baca artikel lengkap tentang (Potret Ketawadhuan Rasulullah) di sini
***
Akhukum Fillah
Irsun Anwar Badrun
Manyaran Wonogiri 14 Nov 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar