Kamis, 10 November 2016

Istriku & Buah Hati Yang Hilang




 Istriku, semakin bertambah umur kehamilanmu, kusemakin melihat rona kebahagiaan di wajahmu.


Di saat kusibuk dengan berbagai aktifitas, engkau malah sibuk menyiapkan perlengkapan sang buah hati yang akan menyambut kita tak lama lagi.


Di saat kulupa mengantarkan engkau ke bidan, engkau malah tak bosan mengingatkanku untuk tepat waktu membawamu memeriksakan kandungan ke ibu bidan.


Di saat kulupa menyebutkan bayi kita yang akan lahir di dalam doaku, lidahmu tak pernah kering meminta kebaikan untuk bayi kita nanti.


Sampai pada hari itu, ya hari perkiraan bidan bahwa anak kita akan lahir di dunia ini. Kulihat engkau tak bosan tersenyum. Wajahmu selalu ceria. Tawamu selalu sumringah.


Tapi tak tahu kenapa, engkau harus memaksakanku untuk usg (Ultrasonografi)


“Posisinya sudah pas, tak sungsang lagi.” Ucap seorang dokter spesialis kandungan.


Dan kulihat engkau tersenyum.

“Tapi kenapa jantungnya tidak bergerak?” Lanjut dokter.


Kumulai lihat wajahmu masam.

“Ambilkan alat pendeteksi suara detak jantung bayi.” Seru dokter kepada pembantu dokter.


“Benar-benar banyinya sudah tidak ada beberapa hari yang lalu (alias meninggal).” Ucap dokter setelah memeriksa detak jantungnya.

Kumulai melihat wajahmu tak karuan. Engkau mulai panik, dan kemudian berucap, “Tapi tadi zuhur masih bergerak, kemarin masih nendang-nendang, dan barusan saya periksa di bidan kemarin masih ada detak jantungnya.”


Airmatamu mulai merinai. Senyumanmu mulai hilang. Semangat makanmu mulai tak ada. Dan engkau hanya bisa menatap kosong.


Karena takut membahayakan dirimu, kamu pun memilih untuk melahirkan bayi yang sudah tak bernyawa itu, tepat pada hari yang diprediksikan, jumat 04 November 2016.


Kumelihat matamu tak pernah terlelap satu malam suntuk, menahan rasa sakit dan juga pikiran kehilangan buah hati.


Ketika pagi tiba, kumelihat kamu masih menahan rasa sakit dan ingin segera melahirkan bayi kita yang tak lagi bernyawa.


Jeritan suara semakin tak tertahan. Cucuran keringat terus mengalir walau ruangan berAC. Dan tepat jam delapan, lahirlah anak kita seorang laki-laki ganteng nan gagah. Seorang anak yang selalu engkau sebut dalam doamu, untuk dijadikan anak yang sholeh, anak yang hafiz Qur’an di usia dini, anak yang kelak menjadi syafaat kita di akhirat kelak.


Iya,  sekarang tinggal jasadnya yang ada, ia sudah pergi pamitan pada kita dan mungkin sebagai sebuah jawaban dari doamu, Allah menyediakan untuk kita sebagai syafaat dan indah sebuah pertemuan kelak dengannya.


Alhamdulillah ‘ala kulli hal.


Engkau merangkulku, dan berucap, “Anak kita bang. Ibarat buah yang sudah siap dipetik kemudian pergi diambil oleh Empuhnya.”


Istriku, bersabarlah, karena Allah memberikan kabar kembira bagi orang yang bersabar. Al-Baqarah: 155.


Bersabarlah, karena Allah akan memberikan pahala tak terhitung kepada orang yang bersabar. Azzumar: 10.


Bersabarlah, karena kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Al-Baqarah: 156.


Bersabarlah, karena kebaikan selalu bersama orang-orang yang bersabar.


Istriku, bersabarlah! Karena tak ada balasan yang pantas bagi orang yang kehilangan buah hatinya kemudian memuji Allah dan bersabar, kecuali Allah akan bangunkan untuk orang tersebut sebuah rumah di surga dan diberikan nama dengan al-Hamdu. Assilsilah Asshohihah (1408)


Bersabarlah istriku dan juga yang merasa pernah kehilangan buah hati, bahwa tidaklah seorang wanita yang kehilangan tiga buah hatinya yang belum balik, kecuali akan menjadipenghalang dari api neraka. Bukhari 99. Muslim 4786.


“Bagaimana dengang dua?” Rasulullah pun menjawab “juga dua.”


Istriku, kalau saja ada yang bertanya lagi saat itu bagaimana dengan satu, maka Rasulullah akan menjawab juga satu.


Istriku, belajarlah dari kisahnya Ummu Salamah, kehilangan orang terbaik, kemudian berdoa untuk digantikan yang lebih baik, maka Allah pun gantikan dengan orang yang paling baik. Muslim 1525.


Dan yang terakhir, jangan lagi engkau rinaikan airmatamu, basuhlah dan simpanlah airmatamu untuk air mata kebahagiaan kelak di saat perjumpaan dengan buah hati kita.
Suamimu

Baca (Kegembiraan Bagi Yang Kehilangan Buah Hati) di Sini

Irsun Badrun
Sragen 06 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.