Kamis, 24 November 2016

Sah Tidak Sholat Jumat Di Jalan




Dengan merebaknya Info bahwa Umat Islam akan melaksanakan sholat jumat di jalan dan munculnya komentar seorang tokoh dengan mengatakan sholat jumat di jalan tidak sah, maka dirasa penting untuk menyajikan pendapat mazhab dalam masalah sholat jumat di selain masjid.

Apakah sholat jumat harus di masjid?


Menurut Hanafiah

Disebutkan dalam Al-Bahrul Arra-iq yang merupakan kitab al-Ahnaf 2/162 Oleh Zainuddin Ibnu Najim Al-Hanafi (W 970 H) (Syamilah)

قَوْلُهُ ( وَالْإِذْنُ الْعَامُّ ) أَيْ شَرْطُ صِحَّتِهَا الْأَدَاءُ على سَبِيلِ الِاشْتِهَارِ حتى لو أَنَّ أَمِيرًا أَغْلَقَ أَبْوَابَ الْحِصْنِ وَصَلَّى فيه بِأَهْلِهِ وَعَسْكَرِهِ صَلَاةَ الْجُمُعَةِ لَا تَجُوزُ. كَذَا في الْخُلَاصَةِ
 وفي الْمُحِيطِ فَإِنْ فَتَحَ بَابَ قَصْرِهِ وَأَذِنَ لِلنَّاسِ بِالدُّخُولِ جَازَ وَيُكْرَهُ لِأَنَّهُ لم يَقْضِ حَقَّ الْمَسْجِدِ الْجَامِعِ

Dalam perkataanya( وَالْإِذْنُ الْعَامُّ )yaitu Syarat sahnya yaitu dilaksanakan pada tempat yang sudah dikenal, walau seandainya seorang pemimpin menutup pintu istananya dan sholat jumat di dalamnya bersama keluarga dan tentaranya, maka itu tidak boleh.

Dan di dalam Al-Muhith, jika seorang raja membuka pintu istananya dan  mengizinkan orang untuk masuk maka dibolehkan sholat jumat, walau pun tidak disukai karena tidak menunaikan hak masjid jami'.


Menurut Syafi'iyah

Disebutkan dalam buku Thorh Attasrib 4/90 (Syamilah) oleh Zainudin Al-Iraqi

 مَذْهَبُنَا أَنَّ إقَامَةَ الْجُمُعَةِ لَا تَخْتَصُّ بِالْمَسْجِدِ بَلْ تُقَامُ فِي خُطَّةِ الْأَبْنِيَةِ فَلَوْ فَعَلُوهَا فِي غَيْرِ مَسْجِدٍ لَمْ يُصَلِّ الدَّاخِلُ إلَى ذَلِكَ الْمَوْضِعِ فِي حَالَةِ الْخُطْبَةِ إذْ لَيْسَتْ لَهُ تَحِيَّةٌ فَلَا يَتْرُكُ اسْتِمَاعَ الْخُطْبَةِ لِغَيْرِ سَبَبٍ


Dalam mazhab kami (syafi'i) Menunaikan sholat jumat tidak harus di masjid, tapi boleh ditunaikan di tempat yang tertutup bangunan.


Jika ada yang melaksanakan jumat di selain masjid, maka tidak ada sholat tahiyatul masjid orang yang masuk ke tempat itu dan mendapati imam sedang berkhutbah.


Menurut Hanabilah

Disebutkan dalam Al-Inshot 2/265 Oleh Al-Mawardi Addimasyqi Assholeh (W 885)  (Syamilah)

قوله: "ويجوز إقامتها في الأبنية المتفرقة إذا شملها اسم واحد وفيما قارب البنيان من الصحراء".
وهو المذهب مطلقا وعليه أكثر الأصحاب وقطع به كثير منهم وقيل لا يجوز إقامتها إلا في الجامع
Keterangan beliau, "Boleh menunaikan sholat jumat di tempat yang di kelilingi beberapa bangunan apabila masih tergabung dalam satu tempat, dan boleh juga dekat dengan bangunan penduduk di tanah yang lapang."

Dan ini merupakan mazhab hambali dan diikuti oleh mayoritas ulama hambali. Dan ada juga yang tidak sependapat dan dikatakan tidak boleh menunaikan sholat jumat kecuali di masjid jami'.


Menurut Malikiah

Disebutkan dalam Attaju Wal-Iklil 2/159 (Syamilah)

ابن بشير: الجامع من شروط الأداء
ابن رشد: لا يصح أن تقام لجمعة في غير مسجد (مبني)
الباجي: من شروط المسجد البنيان المخصوص على صفة المساجد فإن انهدم سقفه صلوا ظهرا أربعا

Ibu Basyir, "Masjid merupakan  syarat menunaikan sholat jumat."

Ibnu Rusyd, "Tidak sah menunaikan sholat jumat di selain masjid (bangunan)

Al-Baji,"Syarat masjid adalah adanya bangunan khusus dengan gaya masjid, dan jika atapnya hancur, maka hanya ada sholat zuhur empat rakaat."

Kesimpulan

Berangkat dari mayoritas pendapat mazhab, maka sah melaksanakan sholat di selain masjid, selagi ada jama'ahnya.

Wallahu a'lam.

Akhukum

Irsun Badrun
Manyaran Wonogiri 25 Nov 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minassunnah berusaha menyajikan artikel Islam yang mengacu pada hadits-hadits Sahih yang merupakan dasar pijak cara kita beragama.