Dengan merebaknya Info
bahwa Umat Islam akan melaksanakan sholat jumat di jalan dan munculnya komentar
seorang tokoh dengan mengatakan sholat jumat di jalan tidak sah, maka dirasa penting
untuk menyajikan pendapat mazhab dalam masalah sholat jumat di selain masjid.
Apakah sholat jumat
harus di masjid?
Menurut
Hanafiah
Disebutkan dalam
Al-Bahrul Arra-iq yang merupakan kitab al-Ahnaf 2/162 Oleh Zainuddin Ibnu Najim
Al-Hanafi (W 970 H) (Syamilah)
قَوْلُهُ ( وَالْإِذْنُ
الْعَامُّ ) أَيْ شَرْطُ صِحَّتِهَا الْأَدَاءُ على سَبِيلِ الِاشْتِهَارِ حتى لو
أَنَّ أَمِيرًا أَغْلَقَ أَبْوَابَ الْحِصْنِ وَصَلَّى فيه بِأَهْلِهِ
وَعَسْكَرِهِ صَلَاةَ الْجُمُعَةِ لَا تَجُوزُ. كَذَا في الْخُلَاصَةِ
وفي الْمُحِيطِ فَإِنْ فَتَحَ بَابَ قَصْرِهِ
وَأَذِنَ لِلنَّاسِ بِالدُّخُولِ جَازَ وَيُكْرَهُ لِأَنَّهُ لم يَقْضِ حَقَّ
الْمَسْجِدِ الْجَامِعِ
Dalam perkataanya( وَالْإِذْنُ الْعَامُّ )yaitu Syarat sahnya
yaitu dilaksanakan pada tempat yang sudah dikenal, walau seandainya seorang
pemimpin menutup pintu istananya dan sholat jumat di dalamnya bersama keluarga
dan tentaranya, maka itu tidak boleh.
Dan di dalam Al-Muhith,
jika seorang raja membuka pintu istananya dan
mengizinkan orang untuk masuk maka dibolehkan sholat jumat, walau pun
tidak disukai karena tidak menunaikan hak masjid jami'.
Menurut Syafi'iyah
Disebutkan
dalam buku Thorh Attasrib 4/90 (Syamilah) oleh Zainudin Al-Iraqi
مَذْهَبُنَا أَنَّ إقَامَةَ الْجُمُعَةِ لَا تَخْتَصُّ بِالْمَسْجِدِ بَلْ
تُقَامُ فِي خُطَّةِ الْأَبْنِيَةِ فَلَوْ فَعَلُوهَا فِي غَيْرِ مَسْجِدٍ لَمْ
يُصَلِّ الدَّاخِلُ إلَى ذَلِكَ الْمَوْضِعِ فِي حَالَةِ الْخُطْبَةِ إذْ لَيْسَتْ
لَهُ تَحِيَّةٌ فَلَا يَتْرُكُ اسْتِمَاعَ الْخُطْبَةِ لِغَيْرِ سَبَبٍ
Dalam
mazhab kami (syafi'i) Menunaikan sholat jumat tidak harus di masjid, tapi boleh
ditunaikan di tempat yang tertutup bangunan.
Jika
ada yang melaksanakan jumat di selain masjid, maka tidak ada sholat tahiyatul
masjid orang yang masuk ke tempat itu dan mendapati imam sedang berkhutbah.
Menurut Hanabilah
Disebutkan
dalam Al-Inshot 2/265 Oleh
Al-Mawardi Addimasyqi Assholeh (W 885)
(Syamilah)
قوله: "ويجوز إقامتها في
الأبنية المتفرقة إذا شملها اسم واحد وفيما قارب البنيان من الصحراء".
وهو المذهب مطلقا وعليه أكثر الأصحاب وقطع به كثير منهم وقيل لا يجوز إقامتها
إلا في الجامع
Keterangan
beliau, "Boleh menunaikan sholat jumat di tempat yang di kelilingi
beberapa bangunan apabila masih tergabung dalam satu tempat, dan boleh juga
dekat dengan bangunan penduduk di tanah yang lapang."
Dan
ini merupakan mazhab hambali dan diikuti oleh mayoritas ulama hambali. Dan ada
juga yang tidak sependapat dan dikatakan tidak boleh menunaikan sholat jumat
kecuali di masjid jami'.
Menurut Malikiah
Disebutkan
dalam Attaju Wal-Iklil 2/159 (Syamilah)
ابن بشير: الجامع من شروط الأداء
ابن رشد: لا يصح أن تقام لجمعة
في غير مسجد (مبني)
الباجي: من شروط المسجد البنيان
المخصوص على صفة المساجد فإن انهدم سقفه صلوا ظهرا أربعا
Ibu Basyir, "Masjid
merupakan syarat menunaikan sholat
jumat."
Ibnu Rusyd, "Tidak
sah menunaikan sholat jumat di selain masjid (bangunan)
Al-Baji,"Syarat
masjid adalah adanya bangunan khusus dengan gaya masjid, dan jika atapnya
hancur, maka hanya ada sholat zuhur empat rakaat."
Kesimpulan
Berangkat dari mayoritas
pendapat mazhab, maka sah melaksanakan sholat di selain masjid, selagi ada
jama'ahnya.
Wallahu a'lam.
Akhukum
Irsun Badrun
Manyaran Wonogiri 25 Nov
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar